Stok Pangan Maluku Aman hingga Akhir Tahun, Pemprov Dukung MBG
Spektroom - Pemerintah Provinsi Maluku memastikan ketersediaan bahan pangan strategis tetap aman hingga 31 Desember 2025, meski terjadi fluktuasi harga pada sejumlah komoditas.
Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Faradillah Atamimi dalam kegiatan Coffee Morning yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Maluku di bawah sorotan tema “Ketahanan Pangan Mendukung MBG di Provinsi Maluku”, di Cafe View Karang Panjang, Ambon, Selasa (16/12/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Kominfo Maluku Melky Lohy, Kadis Pertanian Ilham Tauda, Kadis Ketahanan Pangan Faradila Atamimi, Kadis Kesehatan dr. Yan Aslian Noor, serta Kabid SMA Dinas Pendidikan Maluku Fence Mandaku dan Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Regional Maluku dr. Rosita M.Kes
Dalam pemaparannya, Faradila Atamimi menjelaskan bahwa berdasarkan neraca pangan, stok beras Maluku saat ini mencapai sekitar 40 ribu ton, sementara kebutuhan mingguan hanya sekitar 5.300 ton. Dengan kondisi tersebut, Maluku dinilai aman hingga dua sampai tiga bulan ke depan.
“Insya Allah ketersediaan pangan sampai 31 Desember aman. Beras, bawang merah, bawang putih, cabai, telur, dan daging ayam masih terjaga,” ujar Faradila.
Ia mengakui sebagian besar pasokan pangan Maluku masih bergantung pada daerah luar seperti Makassar dan Surabaya, khususnya beras, bawang, telur, dan ayam. Namun, pemerintah telah mengantongi jadwal pasokan rutin dari distributor, termasuk untuk komoditas cabai yang masuk setiap tiga hingga empat hari.
Terkait harga, Faradila menyebut beberapa komoditas strategis memang berada di atas harga historis sejak 2022, terutama beras, daging ayam, telur, dan bawang putih. Namun kabar baiknya, harga bawang merah dan cabai merah justru berada di bawah harga historis, sehingga lebih terjangkau dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menjelang pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan di Maluku pada 6 Januari 2026, Pemprov Maluku menegaskan komitmennya untuk memperkuat cadangan pangan lokal. Salah satunya melalui optimalisasi umbi-umbian dan jagung sebagai alternatif pengganti beras.
“Produksi ubi kayu di Maluku mencapai sekitar 95 ribu ton, sementara kebutuhan hanya sekitar 14 ribu ton. Ini potensi besar untuk mendukung MBG sekaligus mengurangi ketergantungan beras,” jelasnya.
Melalui sinergi lintas OPD dan koordinasi intensif dengan distributor, Pemerintah Provinsi Maluku optimistis ketahanan pangan daerah tetap terjaga, sekaligus mendukung suksesnya program nasional MBG demi peningkatan gizi masyarakat. (EM)