TEATER RAKYAT : LONGSER DIMANAKAH KINI
TEATER RAKYAT : LONGSER DIMANAKAH KINI…?
SPEKTROOM – Diera sebelum hiruk pikuknya media sosial, kesenian ini mendapatkan tempat dihati penggemarnya. Mengapa tidak, pertunjukan longser yang sarat dengan banyolan dan terkadang juga disisipkan kritik sosial yang cukup tajam, cukup menghibur penontonnya.
Longser, merupakan sebuah kesenian teater rakyat dengan unsur komedi yang sudah dikenal sejak tahun 1915. Saat itu keberadaannya banyak digelar oleh masyarakat Bandung, sebagai sarana hiburan dengan nuansa sunda yang sangat kuat.
Longser sendiri berasal dari istilah melihat dan tertarik. Long artinya melong dalam bahasa sunda atau melihat, dan ser artinya tertarik.
Tradisi longser sendiri, berangkat dari tradisi bobodoran atau lawakan kearifan lokal yang ada di masyarakat sunda, hingga berkembang ke masalah kritik sosial. Namun tidak jarang juga seiring dengan perkembangan jaman, pagelaran longser juga dikemas menjadi bentuk kampanye atau sosialisasi.
Seorang seniman dari Bandung, Agus Super sangat berkesan ketika ia dan rekan-rekannya menggarap gamelannya untuk grup longser Lokantara Budaya, ia sangat total menggarap musiknya atau gamelannya, karena musik atau gamelan yang ia mainkan menjadi kesatuan dari peran atau cerita yang dibawakan. Senada dengan itu, salah seorang pemain longser dari grup Lokantara Budaya, Mang Entoy, ia baru pertama kalimenekuni peran dalam kesenian longer, namun sangat berkesan, karena ia dapat mengekspresikan seluruh kemampuan yang ia miliki. “Ini memang teater rakyat, tapi kita dituntut kecerdasan, kretaifitas dan kemampuan mengekpresikan peran kita, itu sangat menantang”
Kini di era digital kesenian longser nyaris jarang terdengar, apalagi pentas. Padahal di era ini yang semuanya serba cepat dan mudah melalui media sosial, keseian ini sangat menarik menjadi tontonan dan tuntunan, karena didalamnya ada unsur bodoran atau lawakan, dan sedikit bumbu kritik sosial sebagai penghias bingkai sebuah karya seni.-( DS)