PPK Ormawa Perisai UMI Makassar Olah Kulit Tiram Jadi Filter Air

Reporter: M. Yahya Patta

PPK Ormawa Perisai UMI Makassar Olah Kulit Tiram Jadi Filter Air
Foto UMI Makasar

Spektroom - Desa Ampekale, Dusun Binangsangkara, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Marros, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi inovasi pemanfaatan limbah kulit tiram oleh Tim Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Perisai Universitas Muslim Indonesia UMI Makasar.

Ketua Tim PPK Ormawa UMI- Evy Luthfiani, menjelaskan, Kulit tiram yang selama ini hanya menumpuk, oleh Tim PPK Ormawa diolah menjadi filter air sederhana karena tiram memiliki kandungan kalsium karbonat (CaCo3) yang mampu menyeimbangkan pH sekaligus menyaring kotoran di dalam air.

"Program ini hadir dari permasalahan nyata di masyarakat setempat yang kekurangan akses air bersih" ujarnya Selasa (7/10/2025)

Menurutnya, banyak warga mengandalkan air dari empang untuk mandi dan mencuci, meskipun kondisi terlihat keruh dan secara fisik tidak layak digunakan.

Beberapa warga bahkan mengeluhkan masalah kesehatan, seperti gatal-gatal pada kulit.

Melalui inovasi filtrasi air berbasis kulit tiram, Tim PPK Ormawa UMI berharap dapat memberikan solusi tepat guna sekaligus dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan limbah lokal.

Foto UMI Makasar

Adapun rangkaian kegiatan yang Tim PPK Ormawa lakukan yaitu observasi awal, sosialisasi, penyuluhan, pelatihan, pendampingan, hingga evaluasi bersama masyarakat.

Pendekatan ini tidak hanya mengenalkan teknologi, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar dapat mempraktikkan secara mandiri pembuatan filter air dari kulit tiram.

“Kami ingin memberitahu bahwa permasalahan air bersih dapat diatasi dengan memanfaatkan potensi lokal." katanya lagi.

Kulit tiram yang selama ini dianggap limbah, ujar Evy, bisa dimanfaatkan menjadi bahan utama dalam proses pembuatan filter air. Harapannya dengan adanya pelatihan ini masyarakat bisa menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya inovasi ini, tim berharap masyarakat Desa Ampekale tidak lagi bergantung kepada sumber air yang tidak layak, melainkan mampu mengolah limbah, menjadi berkah yang bermanfaat bagi kesehatan dan kuliatas hidup mereka.

Berita terkait