Tumbuh 20 Persen, STIKes Yarsi Pontianak Siapkan Perawat Muda yang Siap Bersaing
Spektroom — Di balik suasana haru yang tercipta saat Yudisium dan Angkat Sumpah Program Studi D3 Keperawatan Pendidikan Profesi Ners Tahun Akademik 2025/2026 di Qubu Resort, Rabu (19/11/2025), tersimpan sebuah catatan penting bagi dunia pendidikan kesehatan di Kalimantan Barat.
STIKes Yarsi Pontianak mencatat peningkatan jumlah lulusan yang cukup signifikan pada tahun ini lonjakan yang tidak sekadar soal angka, tetapi menggambarkan perjalanan panjang sebuah kepercayaan publik yang terus tumbuh.
Pada 2024, jumlah lulusan tercatat sebanyak 276 orang. Setahun berselang, kampus tersebut melepas 332 lulusan, atau naik sekitar 20,29 persen.
Di antara ratusan lulusan itu, terselip harapan, optimisme, sekaligus tantangan baru bagi para tenaga kesehatan muda yang siap terjun ke dunia kerja.
Ketua STIKes Yarsi Pontianak, Ns. Uti Rusdian Hidayat, M.Kep, menyebut bahwa tren kenaikan ini bukanlah sekadar statistik tahunan, melainkan bukti bahwa mutu pendidikan yang mereka bangun semakin dipercaya masyarakat.
“Setiap tahun jumlah lulusan terus meningkat. Ini salah satu indikator bahwa layanan pendidikan di kampus kami mendapat tempat di hati publik,” ujarnya dalam sambutannya.
Ia bahkan menyebut akan ada lebih dari 100 mahasiswa lagi yang menyusul wisuda keesokan harinya. Namun pencapaian angka tersebut bukan satu-satunya cerita.
Di balik meningkatnya jumlah lulusan, ada upaya panjang untuk memperkuat kualitas pembelajaran mulai dari peningkatan standar akademik hingga pembinaan karakter dan profesionalisme.
Pemahaman tentang Etik dan Legal Keperawatan kembali ditegaskan oleh Uti sebagai fondasi yang harus dibawa para lulusan ketika memasuki praktik nyata.
“Kepada seluruh lulusan, pegang teguh prinsip ketepatan dan kebenaran. Profesi ini bersentuhan langsung dengan kemanusiaan,” pesannya.
Cerita lain muncul dari program pendampingan yang diberikan kepada lulusan non reguler. Tidak sedikit yang mengakui bahwa transisi dari kampus ke dunia kerja kerap menjadi fase paling menantang.
Menyadari hal itu, lembaga pendidikan ini memberikan bimbingan selama satu tahun penuh sebuah upaya yang terbukti membantu banyak lulusan lebih cepat diterima bekerja.
Berdasarkan riset internal kampus, rata-rata lulusan dapat memperoleh pekerjaan dalam kurun waktu enam bulan.
Pendampingan itu dilakukan tidak hanya untuk memenuhi tuntutan pasar kerja, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap lulusan benar-benar siap dengan kondisi lapangan, baik di rumah sakit, klinik, praktik dokter maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Kisah lonjakan kelulusan 2025 ini pada akhirnya menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan bukan hanya tentang membentuk tenaga terampil, tetapi membangun karakter, nilai, dan kesiapan menghadapi kebutuhan masyarakat.
Dengan penguatan kualitas dan komitmen yang berkelanjutan, lembaga ini tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga mencetak tenaga keperawatan profesional yang siap bersaing.//
Editor. : Biantoro