Akhir Tahun Rawan Bencana: BPBD Ingatkan Warga Tingkatkan Kewaspadaan
Spektroom – Peristiwa angin puting beliung kecil yang memporak-porandakan sejumlah lapak pedagang di Kota Ngabang, Kabupaten Landak, pada Kamis siang kemarin, menjadi pengingat keras bahwa cuaca ekstrem jelang akhir tahun 2025 tidak bisa dianggap sepele.
BPBD Kalimantan Barat menegaskan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama menghadapi tingginya potensi bencana hidrometeorologi.
Dalam keterangan yang disampaikan Jumat siang, (21/11/2025), Kasatgas Data dan Informasi BPBD Kalbar, Daniel, mengatakan bahwa kejadian di Ngabang adalah contoh nyata bagaimana perubahan cuaca bisa memicu bencana secara tiba-tiba.
Menurutnya, BPBD Provinsi Kalimantan Barat sebagai koordinator penanggulangan bencana daerah - sebagaimana diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 - telah berkoordinasi dengan seluruh BPBD kabupaten dan kota.
Daniel menjelaskan, koordinasi itu dilakukan untuk mendorong pemerintah daerah hingga tingkat kecamatan dan desa agar lebih aktif mengawasi potensi bencana, seperti banjir, puting beliung, dan tanah longsor.
Semua unsur BPBD di daerah juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk rutin melakukan patroli di sepanjang aliran sungai serta kawasan rawan longsor. Hal ini, kata Daniel, sangat penting agar respons cepat bisa dilakukan ketika potensi bencana mulai tampak.
Masih menurut Daniel, hasil pemutakhiran data pemetaan yang dilakukan lima tahunan menunjukkan adanya 559 desa berpotensi banjir di Kalimantan Barat.
Dengan data itu, BPBD kini memiliki gambaran lebih jelas terkait wilayah rawan, termasuk bagaimana mempersiapkan penanganan cepat jika terjadi bencana di tengah cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga awal 2026.
Sementara itu, dari sisi meteorologi, Tikno dari BMKG Supadio Pontianak memberikan penjelasan bahwa periode November hingga Desember 2025, dan berlanjut ke Januari 2026, merupakan puncak musim hujan yang berpotensi disertai angin kencang.
Tikno juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan wilayah pesisir untuk mewaspadai banjir rob yang dipicu pasang air laut dan gelombang tinggi, terutama pada tanggal 23 hingga 26 November 2025.
Ia menambahkan, pada akhir tahun ini, potensi bencana yang paling dominan meliputi banjir, angin kencang, pasang air laut, longsor, rob, hingga gelombang tinggi.
Tikno pun menghimbau masyarakat yang berencana bepergian pada akhir tahun agar memperhatikan perkembangan informasi BMKG dan tidak mengabaikan peringatan dini.
Fenomena cuaca ekstrem ini, lanjut Tikno, merupakan dampak La Nina kategori lemah yang tetap dapat memicu gangguan cuaca signifikan di berbagai wilayah. Karena itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi hal utama untuk meminimalkan risiko.