Aris Pidekso: Penanganan Kerusakan Pasca Erupsi Gunung Semeru Berjalan Terukur dan Berbasis Data
Spektroom - Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lumajang, Aris Pidekso, menegaskan bahwa penanganan kerusakan pasca erupsi Gunung Semeru berjalan terukur dan berbasis data berkat pendekatan survei terpadu yang diterapkan tim, Selasa (25/11/2025) Aris mengatakan bahwa berdasarkan hasil tinjauan di lapangan, khususnya di Kecamatan Candipuro, tidak ditemukan kerusakan rumah, jalan lingkungan, drainase, jaringan perpipaan air minum, maupun layanan sanitasi. “Kondisi ini menandakan bahwa infrastruktur di wilayah tersebut tetap aman bagi warga,” ungkap Aris. Aris menjelaskan, di Kecamatan Pronojiwo, tim survei mencatat 232 unit rumah terdampak. Seluruh pemilik rumah telah teridentifikasi, termasuk tujuh korban yang tercatat dalam SK pembagian hunian tetap BSD. Kerusakan jalan lingkungan dan drainase mencapai 1.000 meter

“Sedangkan jaringan perpipaan air minum dan layanan sanitasi masing-masing terdampak pada 232 sumur individu dan TS individu,” jelasnya. Menurut Aris, pendekatan survei dilakukan secara visual langsung di lapangan, diperkaya dengan citra satelit dan drone, sehingga memungkinkan pemetaan kerusakan secara cepat dan akurat. Hingga kini, progres pengumpulan data telah mencapai 90 persen, menunjukkan bahwa langkah pemerintah tidak setengah hati dan memberi rasa aman kepada warga bahwa penanganan akan tepat sasaran. Langkah nyata yang telah dilaksanakan mencakup perbaikan kamar mandi di lokasi pengungsian SDN 04 Supiturang untuk memastikan kenyamanan warga selama masa transisi. Selanjutnya, tim akan meninjau lokasi terdampak secara langsung, melanjutkan pemantauan drone untuk mendeteksi luapan material, serta berkoordinasi dengan Dispendukcapil terkait data By Name By Address (BNBA), yang artinya data didasarkan pada nama dan alamat individu korban erupsi Semeru. “BNBA, data rinci yang mencatat informasi lengkap tentang setiap korban, termasuk nama, alamat, usia, jenis kelamin, dan detail lainnya,” jelasnya. “Penggunaan data BNBA ini sangat penting dalam penanganan bencana karena memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran,” tambahnya. “Modernisasi survei bukan sekadar teknologi. Ini adalah bukti ketelitian dan keseriusan pemerintah dalam memastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan pemulihan yang maksimal,” pungkasnya. (Budi S)