Bahasan: Kolaborasi dan Inovasi Kunci Sukses Digitalisasi Daerah

Bahasan: Kolaborasi dan Inovasi Kunci Sukses Digitalisasi Daerah
High Level Meeting (HLM) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta pengenalan SPPT PBB P-2 berbasis QRIS. Foto : Diskominfo Kota Pontianak.

Pontianak (Spektroom) – Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan bahwa kolaborasi dan inovasi menjadi kunci penting dalam mempercepat digitalisasi daerah, khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah.

Hal itu ia sampaikan saat membuka kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta pengenalan SPPT PBB P-2 berbasis QRIS, di Aming Coffee Podomoro, Sabtu (18/10/2025).

Bahasan mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Ia berharap, forum TP2DD bisa menjadi ruang untuk menyamakan strategi dan memperkuat sinergi antarinstansi dalam mewujudkan tata kelola keuangan yang efisien, transparan, dan terintegrasi.

“Melalui digitalisasi, kita ingin menghadirkan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menyebut, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak tahun 2025 mencapai Rp532,9 miliar dari pajak daerah dan Rp151,1 miliar dari retribusi daerah.

Untuk mencapainya, kata Bahasan, Pemkot harus bekerja profesional dan kreatif dalam menggali potensi pendapatan tanpa membebani masyarakat.

Selain mendorong inovasi, Bahasan juga menegaskan bahwa pajak dan retribusi daerah memiliki peran penting dalam pembiayaan pembangunan.

Dana tersebut, katanya, digunakan untuk berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan hidup, dan ekonomi.

“Pajak dari masyarakat kembali untuk masyarakat.

Misalnya untuk beasiswa, layanan kesehatan, hingga pembangunan jalan dan penerangan umum,” jelasnya.

Bahasan juga memberikan lima arahan penting bagi TP2DD Kota Pontianak.

Di antaranya, menyusun roadmap kerja yang terukur, memperluas kerja sama dengan berbagai pihak, meningkatkan kapasitas SDM, melakukan literasi digital kepada masyarakat, serta memberi insentif bagi pihak yang aktif mendukung digitalisasi.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Pontianak Amirullah menambahkan, keberhasilan digitalisasi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada sinergi antarinstansi.

“TP2DD bukan sekadar forum koordinasi, tapi wadah kerja nyata untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital di Pontianak,” katanya.

Hal senada disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Reinaldy Akbar Ariesha, yang menilai Pontianak memiliki potensi besar menjadi contoh digitalisasi daerah di Kalimantan.

“Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tapi soal tata kelola yang efisien dan transparan.

Dengan kolaborasi yang kuat, manfaatnya akan langsung dirasakan masyarakat,” pungkasnya.

Berita terkait