Balai Bahasa Jatim Jalin Kerja Sama dengan Universitas Jember, Atasi Kelangkaan Ahli Bahasa Madura
"Kadang kami mendapatkan kasus kebahasaan dari kepolisian, biasanya bahasa Madura. Kalau kami tidak memiliki kepakaran dalam bidang itu, biasanya kami mengambil dari perguruan tinggi,”

Spektroom - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur secara proaktif menjajaki kerja sama strategis dengan Universitas Jember. Kerjasama ini dilakukan guna menjawab tantangan minimnya tenaga ahli bahasa Madura, khususnya dalam ranah linguistik forensik dan penerjemahan kasus kebahasaan,
Rintisan kerjasama ini menandai sebuah komitmen bersama untuk bersinergi dalam pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa Indonesia serta bahasa daerah di Jawa Timur, yang dilakukan pada Selasa sore (19/8) di Gedung Rektorat lantai 2 Universitas Jember.
Audiensi ini dihadiri oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, & Sistem Informasi, Prof. Bambang Kuswandi, bersama Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas. Kehadiran Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, turut menegaskan bahwa perguruan tinggi merupakan mitra strategis dalam mengembangkan ekosistem bahasa yang sehat.

Melalui audiensi tersebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Puji Retno, secara langsung mengakui tantangan kelangkaan penerjemah bahasa Madura.
“Kami tidak memiliki tenaga teknis yang dasar profesinya atau pendidikannya bahasa Madura. Kadang kami mendapatkan kasus kebahasaan dari kepolisian, biasanya bahasa Madura. Kalau kami tidak memiliki kepakaran dalam bidang itu, biasanya kami mengambil dari perguruan tinggi,” jelasnya.
Pertemuan ini tidak hanya berfokus pada kebutuhan mendesak akan ahli bahasa Madura, namun juga merupakan bagian integral dari empat program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu peningkatan kecakapan literasi bahasa, permartabatan bahasa, perlindungan serta internasionalisasi bahasa Indonesia. Puji Retno menekankan pentingnya sinergi dengan perguruan tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Universitas Jember melalui Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), menyambut baik tawaran kerja sama ini, khususnya dalam bidang linguistik forensik dan revitalisasi bahasa daerah. Prof. Nawiyanto, Dekan FIB Universitas Jember, menegaskan “FIB itu punya ahli bahasa Madura, kami memiliki profesor yang ahli dalam bahasa Madura, kami juga sering sekali dimintai tolong terkait dengan linguistik forensik. Kami juga memiliki pakar bahasa Osing dan Tengger yang juga sering menjadi saksi ahli dalam kasus kekerasan verbal.”
Melalui penjelasan Prof. Nawiyanto, hal tersebut tentunya menjadi potensi besar untuk kolaborasi dalam perlindungan dan revitalisasi bahasa daerah. Selain itu, Balai Bahasa juga membutuhkan pakar bahasa daerah, termasuk Madura, Osing, dan Jawa, untuk pengembangan Kamus Bahasa Daerah dan ensiklopedia sastra yang saat ini sedang disusun.

Wakil Rektor 4 Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Universitas Jember, Prof. Bambang Kuswandi, menyambut baik inisiatif ini, “kerja sama ini nantinya harus bisa berdampak yang positif. Jadi tidak hanya sekedar berhenti pada penandatanganan kesepakatan. Harus ada Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Implementation of Agreement (IA),” ujarnya.
Secara keseluruhan, pertemuan ini membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih dalam dan berdampak antara Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dan Universitas Jember. Kedua institusi siap bekerja sama untuk kemajuan bahasa dan sastra di Jawa Timur. (qf/Yul)