Balai Bahasa Kalteng Luncurkan 70 Buku Cerita Anak Dwibahasa, Apresiasi Mitra Pembinaan, dan Paparkan Capaian Kinerja 2025
Spektroom - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menggelar peluncuran Buku Cerita Anak Dwibahasa, pemberian apresiasi bagi lembaga peserta Program Pembinaan Pengutamaan Bahasa Negara, dan taklimat media capaian kinerja tahun 2025, Kamis (11/12/2025) di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya.
Acara dibuka Asisten III Setda Kalteng, Ir. Hj. Sunarti, M.M., yang menegaskan pentingnya trifungsi bahasa:
“Pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penginternasionalan bahasa Indonesia harus berjalan seiring, dan Kalimantan Tengah sudah memiliki dasar yang kuat melalui Perda Nomor 3 Tahun 2022,” ujarnya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Sukardi Gau, M.Hum., menyampaikan secara terinci berbagai langkah strategis yang telah ditempuh sepanjang tahun.
“Kami memperkuat penggunaan bahasa negara, memberdayakan bahasa daerah, dan merawat khazanah sastra. Seluruh kerja ini fondasinya adalah kolaborasi dengan para mitra,” katanya.
Acara memuat tiga agenda inti: peluncuran buku cerita anak dwibahasa daerah–Indonesia, penyerahan apresiasi lembaga Program Pembinaan Pengutamaan Bahasa Negara, dan pemaparan capaian kinerja 2025. Sebanyak lima puluh lembaga mengikuti siklus pembinaan tahun pertama (2025–2029).
Mereka terdiri atas 25 lembaga pendidikan, 15 lembaga pemerintahan, dan 10 lembaga swasta. Lima lembaga terbaik di tiap kategori menerima apresiasi karena menunjukkan peningkatan paling signifikan dalam penggunaan bahasa di ruang publik dan dokumen resmi.
Pada sesi peluncuran buku, Balai Bahasa merilis 70 buku cerita anak dwibahasa berbasis STEM yang menggunakan enam bahasa daerah: Dayak Ngaju, Bakumpai, Maanyan, Katingan, Sampit, dan Melayu Kotawaringin.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani, S.Pd., M.Si., menilai buku tersebut strategis untuk literasi. “Ini bacaan yang memberi manfaat nyata bagi anak, guru, maupun orang tua. Ada muatan lokal yang menguatkan identitas,” ucapnya.
Penerjemah Ahli Muda, Rensi Sisilda, S.S., M.Pd., menekankan kualitas proses kreatif buku itu.
“Semua buku ditulis oleh penulis Kalimantan Tengah. Dari lokakarya, penerjemahan, penyuntingan, ilustrasi, hingga uji keterbacaan semua dilakukan agar buku bisa dimanfaatkan masyarakat secara gratis,” jelasnya.
Pada sesi taklimat media, Balai Bahasa menayangkan video capaian kinerja 2025. Program revitalisasi bahasa daerah dipastikan berlanjut pada tahun depan, melibatkan 13 kabupaten dan satu kota. Dr. Sukardi turut menyinggung inovasi digital kamus-kamus daerah yang sudah diterbitkan sejak 2011 serta peran bahasa Indonesia di panggung global.
“KBBI adalah rumah bagi 718 bahasa daerah. Bahasa Indonesia kini dibahas di UNESCO dan dipelajari di banyak negara,” tuturnya.
Balai Bahasa Kalteng menutup kegiatan dengan apresiasi bagi seluruh mitra. Semangat Trigatra Bangun Bahasa kembali ditegaskan: Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing sebuah gaung yang diharapkan terus menguat di Bumi Tambun Bungai.
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmen berkelanjutan dalam pengembangan literasi, pelindungan bahasa daerah, dan penguatan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa.
Dengan kolaborasi lintas lembaga, berbagai program strategis selama 2025 menjadi pijakan untuk langkah yang lebih besar pada tahun-tahun berikutnya.
(Polin - Ai Gumiar)