BMKG Banyuwangi: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Peralihan Kemarau ke Penghujan
Spektroom - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem seiring masuknya musim peralihan dari kemarau ke penghujan.
Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, Agung Dwi Nugroho, menyebut sejak awal November sekitar 80 persen wilayah Banyuwangi sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi ini menandakan fase transisi cuaca yang kerap memicu angin kencang, banjir, hingga tanah longsor.
“Selama tiga hari ke depan, Banyuwangi berpotensi mengalami hujan lebat disertai angin kencang. Kami imbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, banjir, dan longsor,” ungkap Agung, Senin (03/11/2025).
Peringatan ini muncul setelah 27 rumah warga di tiga kecamatan mengalami kerusakan akibat hujan deras disertai angin kencang beberapa hari terakhir.
Data dari BPBD Banyuwangi mencatat, 24 rumah rusak di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, 2 rumah di Pesanggaran, dan 1 rumah di Kecamatan Glenmore. Sebagian besar mengalami rusak ringan hingga sedang karena atap beterbangan dan dinding jebol diterpa angin.
Menurut Agung, wilayah Srono, Cluring, dan Rogojampi tergolong rawan angin puting beliung. Sementara Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Licin, dan Kecamatan Songgon lebih berpotensi mengalami longsor dan banjir.
Agung juga menjelaskan tanda-tanda munculnya angin kencang bisa dikenali sejak pagi hari. “Jika udara terasa sangat gerah dan muncul awan cumulonimbus berwarna gelap, itu pertanda potensi angin kencang mulai terbentuk,” jelasnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan deras disertai angin.
“Kami minta masyarakat rutin memantau update cuaca melalui Info BMKG agar bisa mengantisipasi lebih dini,” pungkasnya. (Budi S)