BPBD Lumajang: Perubahan Kecil Pada Aktivitas Semeru Dapat Berubah Ancaman Besar Dalam Sekejap
Spektroom - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Isnugroho mengatakan sebanyak 9 rumah terendam banjir lahar hujan Gunung Semeru yang disertai pasir yang meluap ke pemukiman, Sabtu (06/12/2025). "Ada sembilan rumah terdampak banjir lahar Semeru dan satu warung yang rusak berada di tepi sungai di Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro," ungkap Isnugroho.
"Hari ini kami melakukan asesmen, karena kemarin Jum'at (05/12/2025) akses jalan menuju ke sana masih belum bisa dilalui karena banjir lahar Semeru," tambahnya.
Menurut Isnugroho, ada sekitar 136 kepala keluarga (KK) di Dusun Sumber Langsep yang sempat terisolasi karena banjir lahar tersebut, namun kini alat berat membersihkan material pasir yang menutup akses jalan menuju ke dusun tersebut.
"Alat berat tersebut mengeruk pasir yang terbawa banjir lahar, sehingga kami bisa melakukan asesmen dan mengirim bantuan logistik kepada warga yang berada di Dusun Sumber Langsep," paparnya.
Isnugroho menjelaskan, masyarakat sudah melakukan mitigasi bencana dengan mendirikan pos pengungsian di lokasi yang aman dari terjangan banjir lahar Semeru dan ada lumbung dusun yang memiliki stok logistik untuk warga yang membutuhkan.
"Saya mengimbau warga tetap siaga, karena status Gunung Semeru pada Level III atau siaga, sehingga rekomendasi jarak aman yang diberikan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) harus dipatuhi," ungkapnya.
“Berdasarkan data petugas pos pengamatan Gunung Semeru, getaran banjir atau lahar hujan terekam 1 kali dengan amplitudo 35 mm selama 6.360 detik atau hampir dua jam pada Jumat,” jelasnya.
Menurut Isnugroho, aktivitas gunung Semeru kembali memicu kepanikan warga setelah alat pemantau menunjukkan getaran mencapai 40 MM pada Sabtu (06/12/2025) siang.
Dalam hitungan menit setelah peningkatan getaran tercatat, aliran lahar dingin meluncur deras mengikuti jalur sungai yang berhulu di puncak Semeru. Warga yang berada di sekitar bantaran sungai segera lari menjauh, sementara suara gemuruh terdengar semakin jelas seiring lahar membawa material batu dan pasir dalam jumlah besar.
Hingga Sabtu (06/12/2025) sore hari, warga masih waspada terhadap kemungkinan susulan, mengingat cuaca di kawasan hulu masih tertutup awan tebal dan hujan sporadis.
Aparat desa dan tim pemantauan gunung berapi kembali mengingatkan warga untuk tetap memantau informasi resmi serta segera mengungsi bila kondisi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas.
“Kejadian ini menjadi pengingat kuat bahwa setiap perubahan kecil pada aktivitas Semeru dapat berubah menjadi ancaman besar dalam sekejap,” pungkasnya. (Budi S)