Bupati Dan Wabup Situbondo Kompak Hadiri Peringatan Napak Tilas Besuki ke-261

Pada 8 September 1764, terjadi perpindahan dari Demung ke Besuki yang kemudian ditetapkan sebagai pijakan hari jadi Besuki. Beliau hijrah dari Madura ke Demung dengan membawa keluarga dan beberapa kepala keluarga lainnya.

Bupati Dan Wabup Situbondo Kompak Hadiri Peringatan Napak Tilas Besuki ke-261
Foto : Diskominfo Situbondo

Spektroom – Peringatan Napak Tilas Besuki ke-261 digelar dengan rangkaian napak tilas dari Desa Demung hingga Besuki. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengenang perjalanan sejarah Besuki sekaligus mendorong kesadaran sosial dan ekologis masyarakat.

Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio) dan Wabup Ulfiyah (Mbak Ulfi) kompak menghadiri peringatan napak tilas Besuki di Desa Demung, Minggu, 07 September 2025. Acara tersebut bagian dari rangkaian hari jadi Besuki ke-261.

Dalam kesempatan itu, Mas Rio mengatakan, bahwa peringatan napak tilas Besuki bukan acara seremonial semata. "Tetapi acara napak tilas ini juga apa yang harus dilakukan generasi saat ini supaya Besuki yang dicita-citakan Pate Alos benar-benar terwujud,”ujarnya, dilansir dari Diskominfo Situbondo.

Mas Rio juga mengajak, masyarakat Besuki untuk menjaga lingkungan sebagai salah satu amanah para leluhur. "Saya yakin dulu Pate Alos atau semua yang membabat tidak ingin lingkungannya rusak. Ada aspek ekologis yang harus dijaga," tegasnya.

Lebih lanjut, Mas Rio juga menyoroti tingginya angka kemiskinan di Besuki. "Kami sebagai pembuat kebijakan akan memberikan instrumen struktural untuk menangani tingginya angka kemiskinan di Besuki ini. Tinggal masyarakat Besuki bagaimana. Yang bisa merubah Besuki ya masyarakat Besuki sendiri," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Demung, Aguk Prayogi menyampaikan, bahwa sejarah Besuki bermula dari hijrahnya Kiai Raden Abdurrahman Wirobroto, bangsawan keturunan Paku Buwono II, dari Pamekasan, Madura, pada 28 September 1741 Masehi. Setelah membabat hutan di Demung bersama putranya, Raden Bagus Kosim Wirodipuro atau Kyai Pate Alos, wilayah tersebut berkembang pesat.

"Pada 8 September 1764, terjadi perpindahan dari Demung ke Besuki yang kemudian ditetapkan sebagai pijakan hari jadi Besuki. Beliau hijrah dari Madura ke Demung dengan membawa keluarga dan beberapa kepala keluarga lainnya. Dari situlah awal mula cikal bakal Besuki hingga berkembang seperti sekarang," katanya.

Aguk berharap, pada momentum napak tilas Besuki ke-261 dapat menjadi pengingat sejarah dan membawa keberkahan bagi masyarakat Situbondo. "Semoga Situbondo semakin maju, dan masyarakatnya sejahtera," pungkasnya.

Di tampat yang sama, Panitia Napak Tilas Busuk ke-261, Ikhwan Sunarto menyatakan, peringatan napak tilas Besuki merupakan rangkaian hari jadi Besuki ke-261. "Hari ini kita memperingati hari jadi kota Besuki ke-261, tepatnya sejak 8 September 1764. Acara ini adalah napak tilas adalah perjalanan beliau, Kiai Pate Alos yang disuruh untuk hijrah dari timur ke barat Sungai Besuki," ucapnya.

Menurutnya, tema peringatan tahun ini adalah Besuki Bersejarah, Harmoni dalam Keberagaman. Tema tersebut diangkat karena Besuki dikenal memiliki beragam kultur, agama maupun suku yang hidup berdampingan. (Yul)