Bupati Landak Karolin : Kita Bisa Memperkuat Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Spektroom – Produksi jagung di Landak mampu menembus 6 ton per hektar, lebih tinggi dari rata-rata Nasional yang hanya 5,8 ton.
Ini karena lahan dikelola dengan pupuk organik dan perawatan ekstra. Selain hasil di atas rata-rata komponen biayanya pun tidak jauh berbeda Areal jagung seluas 15 hektare di Brigade Pangan Bukit Sabu Enek, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, tersebut di panen Perdana Selasa (09/09/2025).
Panen Perdana dilakukan oleh Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa, MH, bersama jajaran Forkompimda Landak Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kalbar, Kepala Dinas Pertanian, serta Kepala Balai Perlindungan Tanaman Kalbar.
Hadir pula Kapolres Landak AKBP Devi Ariantari, Ketua TP PKK Kabupaten Landak, Camat Ngabang, dan Manajer PTPN XIII Ngabang.
Karolin menyampaikan rasa syukurnya atas hasil panen yg di capai . Jagung yang dipetik di Panen Perdana hari ini merupakan hasil tanam sejak 22 Mei 2025. Ia berharap keberhasilan ini bisa menjadi inspirasi bagi para kepala desa untuk memanfaatkan lahan yang ada.
“Luas tanam jagung kita tahun ini sudah melebihi target, begitu juga dengan padi. Terima kasih atas kerja keras semua pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, daerah, maupun para petani,” ucap Karolin.
Lebih jauh, Bupati menuturkan pemerintah daerah akan membuka lahan baru seluas 15 hektare. Lahan tersebut nantinya akan dibiayai melalui dukungan Credit Union dengan skema pendampingan kelompok tani.
“Credit Union telah masuk dalam pembiayaan pertanian. Jadi 15 hektare berikutnya akan ditopang oleh CU,” jelasnya.
Menurut Karolin, panen perdana ini bukan sekadar seremoni, tetapi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pemerintah, kata dia, tetap berkomitmen menyediakan benih unggul, pupuk bersubsidi, hingga sarana dan prasarana pertanian.
Di akhir sambutannya, Karolin mengajak masyarakat untuk tidak ragu menanam jagung di lahan yang masih kosong. Ia menegaskan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) siap membantu memberikan pendampingan teknis.
“Silakan berkonsultasi dengan PPL dan BPP agar tahu cara pengolahan lahan yang baik,” tutupnya. (Sar)