Cermin Kasus Dewangga, Perlunya Edukasi Dan Pengawasan Anak-anak Sejak Dini
Anak-anak perlu mendapatkan pembekalan tentang bahaya minuman keras dan zat kimia sejak kecil.

Spektroom – Literasi kesehatan dan keamanan perlu diajarkan sejak dini, tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga di rumah dan pesantren. Anak-anak harus dikenalkan dengan pengetahuan praktis tentang bahaya zat beracun, cara menjaga diri, serta pentingnya memilih pergaulan yang sehat.
“Orang tua, guru, dan pengasuh pondok punya tanggung jawab besar untuk menanamkan kesadaran. Anak-anak tidak cukup hanya diberi aturan, tapi perlu dijelaskan kenapa sesuatu berbahaya, agar mereka punya benteng diri,” tegas Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), saat menjenguk Dewangga pada Senin (29/9/2025).
Peristiwa yang menimpa Dewangga Eza Naufal Al Yusen, santri Pondok Pesantren Asy Syarifi Pandanwangi Tempeh, menjadi cermin penting tentang perlunya edukasi dan pengawasan sejak dini.
Bunda Indah menegaskan, kasus ini harus dipandang sebagai pelajaran kolektif. “Ini bukan sekadar musibah, tapi pengingat bagi kita semua. Anak-anak perlu mendapatkan pembekalan tentang bahaya minuman keras dan zat kimia sejak kecil. Jika dibarengi pengawasan yang konsisten, insyaallah hal seperti ini bisa dicegah,” ucapnya.
Menurut keterangan keluarga, Dewangga mengalami kerusakan organ pencernaan setelah tidak sengaja meminum es yang dicampur cairan HCl, asam kuat yang berbahaya. Dari tiga santri yang terdampak, Dewangga mengalami kondisi paling berat dan hingga kini hanya bisa mengonsumsi susu medis khusus.
Selain mengingatkan pentingnya edukasi, kasus ini juga menunjukkan arti kepedulian sosial. Dukungan dari warga, pengurus pondok, Baznas, dan para donatur telah membantu keluarga Dewangga dalam menghadapi kondisi sulit. Namun, Bunda Indah menegaskan bahwa kepedulian tidak boleh berhenti pada bantuan, melainkan harus diwujudkan dalam upaya pencegahan bersama.
“Solidaritas sosial luar biasa, tapi pencegahan jauh lebih utama. Mari kita jadikan lingkungan rumah, sekolah, dan pesantren sebagai ruang edukasi yang melindungi anak-anak dari risiko berbahaya,” tambahnya.
Pemkab Lumajang tetap memastikan pendampingan medis bagi Dewangga, termasuk rencana kontrol lanjutan ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Namun bagi Bunda Indah, inti dari kasus ini adalah kesadaran bahwa pencegahan hanya bisa dilakukan melalui pendidikan, pengawasan, dan komunikasi yang baik.
“Generasi kita harus tumbuh sehat, cerdas, dan berkarakter. Itu hanya mungkin jika kita melindungi mereka dengan bekal pengetahuan dan perhatian sejak dini,” pungkasnya. (Yul)