Dari Mungku Baru ke Panggung Nasional: Jejak Ridwan Sidiq Mengangkat Marwah Pendidikan Palangka Raya
Spektroom - (Feature) Dari Mungku Baru, daerah sunyi yang jauh dari riuh gedung walikota Palangka Raya apalagi dari kantor kementerian di Jakarta, sebuah gagasan karena keadaan bisa tumbuh menjadi prestasi nasional. Desa ini berada sekitar 92 kilometer dari pusat Kota Palangka Raya. Aksesnya tidak sepraktis sekolah-sekolah lain di perkotaan: perjalanan ditempuh lewat sekitar 77 kilometer jalur darat, lalu disambung transportasi sungai menggunakan klotok untuk mencapai kawasan permukiman yang tak dijangkau kendaraan roda empat. Mobil dari kota membutuhkan sekitar satu jam lebih, tergantung keadaan jalan dan cuaca. Di sekelilingnya terbentang Hutan Ulin dan Hutan Pendidikan, yang menyimpan ekosistem khas Kalimantan—indah, namun menuntut ketangguhan para pendidik.
Di tempat seperti inilah Ridwan Sidiq, Kepala SDN 1 Mungku Baru, menanam gagasan literasi berbasis budaya Dayak Ngaju bersama para gurunya. Sebuah pendekatan yang lahir dari kebutuhan nyata anak-anak dan lingkungan, bukan teori abstrak. Dan dari ruang belajar sederhana itulah ia melangkah ke panggung Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025.
Ajang nasional GTK 2025 yang berlangsung 24–29 November itu mempertemukan para inovator pendidikan dari seluruh penjuru negeri. Ridwan datang membawa program “Literasiku Sanggam Talawang”—sebuah pendekatan literasi yang memadukan cerita rakyat, nilai-nilai lokal, serta kolaborasi aktif antara sekolah, orang tua, dan dunia usaha. Program ini bukan sekadar mengajak siswa membaca, tetapi menanamkan kebanggaan identitas dan relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Gerakan itu tidak lahir dalam semalam. Bertahun-tahun Ridwan dan tim guru membenahi manajemen sekolah, memetakan kebutuhan, dan membuka ruang kolaborasi bagi masyarakat. Perlahan, perubahan itu terlihat: siswa lebih percaya diri, guru lebih kreatif, dan sekolah kecil di bantaran sungai itu menjadi rujukan praktik baik.
Ketika namanya diumumkan sebagai Juara 2 Nasional kategori Kepala Sekolah Dasar Transformatif, Ridwan merespons dengan kerendahan hati yang sama yang ia bawa sejak awal.
“Prestasi ini hasil kerja keras seluruh keluarga besar SDN 1 Mungku Baru. Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk semua guru, tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua,” ujarnya.
Di Palangka Raya, kabar kemenangan itu segera mendapatkan sambutan hangat. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani, menekankan bahwa capaian Ridwan bukan sekadar kemenangan individu, melainkan bukti kompetensi pendidik daerah.
“Prestasi ini membuktikan bahwa kualitas kepemimpinan sekolah di daerah kita mampu bersaing dan unggul di kancah nasional. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kepala sekolah dan guru-guru lain untuk terus berkarya dan berinovasi,” ungkapan nya Jum at, (28/11/2025)
Dan disitulah makna besar prestasi Ridwan. Ia tidak hanya membawa pulang piagam dari Jakarta, tetapi juga membawa pulang energi baru bagi para pendidik di Palangka Raya: keyakinan bahwa perubahan bisa dimulai dari sekolah kecil, jauh dari hiruk pikuk kota, asalkan dikerjakan dengan ketekunan dan keberanian mencoba.
Sementara Ridwan kembali ke rutinitasnya menyambut siswa, berdiskusi dengan guru, mengevaluasi program ia tahu perjalanan masih panjang. Penghargaan hanyalah penanda arah, sementara tugas membangun masa depan anak-anak harus tetap berlangsung setiap hari dengan dinamika yang terus berbeda menjadi tantangannya.
Dari Mungku Baru, Ridwan Sidiq membuktikan bahwa prestasi besar bisa lahir juga dari tempat yang jauh asal dikerjakan sepenuh hati dan tanpa putus dan kepasrahan kepadaNya. (Polin - MC PRaya)