Dari Situs Terpendam Menuju Destinasi Budaya, Pemkot Batu Hidupkan Kembali Candi Pendem

Dari Situs Terpendam Menuju Destinasi Budaya, Pemkot Batu Hidupkan Kembali Candi Pendem
Situs Pendem Batu akan dijadikan destinasi wisata budaya

Spektroom – Komitmen Pemerintah Kota Batu dalam merawat warisan sejarah tidak berhenti pada penetapan status semata. Dari tanah yang lama terpendam, Situs Pendem kini diproyeksikan menjadi destinasi wisata budaya, ruang edukasi, sekaligus penanda penting jejak peradaban masa lalu yang perlahan dihidupkan kembali untuk publik.

Melalui Dinas Pariwisata Kota Batu, situs yang berada di wilayah Desa Pendem tersebut telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Penetapan ini menjadi fondasi utama dalam upaya pelindungan, penataan, serta pengembangan kawasan secara bertahap dan berkelanjutan.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Kota Batu, Sintiche Agustina Pamungkas, SE, menjelaskan bahwa penamaan Situs Pendem merujuk pada kondisi fisik struktur yang ditemukan masih tertimbun di dalam tanah. Menurutnya, langkah awal yang diambil pemerintah adalah memastikan perlindungan situs dari kerusakan lebih lanjut.

“Kami menyebutnya situs pendem karena memang kemarin ditetapkan dalam kondisi terpendam. Fokus kami saat ini adalah melindungi, karena perlindungan merupakan ruh dari cagar budaya,” ungkap Sintiche.

Ia mengakui, keterbatasan anggaran menjadi tantangan dalam pengembangan kawasan secara utuh. Hingga saat ini, Pemkot Batu baru dapat melakukan pembebasan lahan seluas 100 meter persegi (10x10 meter), dari total potensi kawasan yang diperkirakan mencapai 1.500 meter persegi.

“Area yang digali dan ditata saat ini sesuai dengan luas tanah yang sudah dibeli. Selebihnya masih milik warga dan belum menjadi kewenangan kami untuk melakukan pembongkaran,” jelasnya.

Meski demikian, Disparta Kota Batu memiliki harapan besar agar ke depan seluruh kawasan dapat dibebaskan. Situs Pendem dipandang memiliki nilai strategis sebagai bukti peradaban masa lalu, sarana edukasi sejarah, sekaligus potensi wisata budaya baru di Kota Batu.

Dalam proses tersebut, Pemkot Batu menggandeng Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Batu untuk melakukan kajian, survei, dan penyusunan rekomendasi secara akademis. Pamong Budaya Dinas Pariwisata Kota Batu sekaligus anggota TACB, Naning Wulandari, SS., M.Sos, menegaskan bahwa penamaan Candi Pendem dipilih berdasarkan pertimbangan ilmiah.

“Kami belum bisa mengaitkan situs ini dengan nama tertentu seperti Pasangguran atau Mananjung. Karena itu, kami gunakan nama tempat ditemukannya, yakni Candi Pendem,” terang Naning.

Ia menjelaskan, meski struktur bangunan yang tersisa dalam kondisi rusak, temuan arkeologis di sekitar lokasi menguatkan dugaan bahwa kawasan tersebut merupakan tempat ibadah Hindu pada masa lampau.

“Ditemukan Arca Nandi dan Yoni di sekitar lokasi. Ini menjadi indikator kuat bahwa Situs Pendem dulunya berfungsi sebagai tempat peribadatan,” ujarnya.

Saat ini, Disparta Kota Batu tengah melakukan penataan awal berupa pemasangan atap permanen untuk melindungi struktur yang tersisa. Seluruh proses dilakukan dengan pendampingan tim ahli cagar budaya serta melibatkan pemerintah desa dan pemilik lahan.

Dukungan juga datang dari pemerintah desa setempat. Kepala Desa Pendem, Tri Wahyudi Effendi, menyambut positif gagasan Pemkot Batu yang mengangkat Situs Pendem sebagai destinasi wisata budaya.

“Kami menyambut baik rencana Pemerintah Kota Batu menjadikan Situs Pendem sebagai destinasi wisata budaya. Ini bukan sekadar pelestarian sejarah, tetapi juga membuka ruang edukasi dan peluang ekonomi bagi masyarakat Desa Pendem,” ungkap Tri Wahyudi.

Ia menegaskan, pemerintah desa siap berkolaborasi selama pengembangan situs tetap mengedepankan nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal.

“Situs Pendem adalah bagian dari identitas desa kami. Harapannya, ke depan bisa menjadi ruang belajar sejarah sekaligus destinasi wisata yang tertata, tanpa menghilangkan nilai sakral dan cerita masa lalunya,” tambahnya.

Secara visual, struktur bata dan desain bangunan Situs Pendem dinilai memiliki kemiripan dengan beberapa candi di Jawa Timur, seperti Candi Srigading di Lawang. Meski demikian, para ahli menegaskan bahwa penentuan periode sejarah dan keterkaitannya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Ke depan, Situs Pendem direncanakan berkembang menjadi destinasi wisata budaya berbasis edukasi dan konservasi, bahkan berpeluang terintegrasi dengan konsep desa wisata. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat diharapkan mampu menjadikan situs ini bukan hanya terlindungi, tetapi juga hidup dan memberi manfaat.

Dari tanah yang selama ini terpendam, Situs Pendem kini perlahan membuka cerita. Sebuah upaya agar warisan masa lalu tak hilang ditelan waktu, melainkan terus berbicara kepada generasi hari ini dan yang akan datang.

Berita terkait