Deputi Kementerian Haji Mengingatkan Retret UIN Malang: Indonesia Darurat Korupsi

Deputi Kementerian Haji Mengingatkan Retret UIN Malang: Indonesia Darurat Korupsi
Deputi Pengawasan Kementerian Haji, Dr. Harun Al Rasyid, dalam Retret Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di kampus POLTEKAD Kota Batu,

Spektroom – Deputi Pengawasan Kementerian Haji, Dr. Harun Al Rasyid menegaskan, Indonesia hanya akan selamat jika para pemimpinnya berani menjaga integritas. Pesan itu disampaikan Deputi Pengawasan Kementerian Haji, Dr. Harun Al Rasyid, dalam Retret Pimpinan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di kampus POLTEKAD Kota Batu, Sabtu (13/9/2025). Di hadapan 143 pimpinan UIN Malang, Harun menegaskan bahwa bangsa ini sedang menghadapi kondisi darurat korupsi. Menurut Harun, korupsi adalah penyakit bangsa yang merusak dari dalam. Ia tidak hanya merugikan negara secara materi, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan, melemahkan integritas, serta menghancurkan mentalitas seorang abdi negara. “Seorang pelayan publik semestinya mengabdi kepada masyarakat, bukan meminta untuk dilayani,” tegas Harun. Ketika seorang pelayan publik yang semestinya mengabdi justru ingin dilayani, di situlah nilai pengabdian runtuh, dan bangsa ini kehilangan arah. Ia juga mengkritisi praktik hukum di Indonesia yang masih dinilai “tajam ke bawah, tumpul ke atas”. Menurutnya, keberadaan mafia peradilan semakin memperparah kerusakan sistem hukum dan menggerogoti demokrasi. Harun mendorong dunia akademik menjadi benteng terakhir dalam melawan korupsi. Perguruan tinggi, katanya, tidak boleh sekadar mencetak lulusan berilmu, tetapi juga melahirkan pemimpin berkarakter kuat, jujur, dan berkomitmen terhadap keadilan. Pesan ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah ajakan untuk merenung dan berbenah. Dunia akademik, yang seharusnya menjadi kawah candradimuka lahirnya pemimpin masa depan, harus tampil sebagai benteng terakhir melawan korupsi. “Integritas adalah fondasi kepemimpinan. Tanpa itu, ilmu setinggi langit dan jabatan setinggi gunung hanya akan membawa kehancuran,” ujarnya. Integritas adalah fondasi kepemimpinan. Tanpa integritas, ilmu setinggi langit dan jabatan setinggi gunung hanya akan menjadi jalan menuju kehancuran. Pemimpin sejati bukanlah mereka yang tunduk pada godaan kekuasaan, tetapi mereka yang berani menegakkan kejujuran di tengah derasnya arus kompromi. Setiap pemimpin, terutama di lingkungan perguruan tinggi, memiliki tanggung jawab moral untuk melahirkan generasi berkarakter kuat, bersih dari praktik korupsi, dan berkomitmen pada keadilan. Dari ruang-ruang akademik inilah harapan bangsa dipupuk—bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan teladan. Pesan moral dari paparan Dr. Harun Al Rasyid seakan menegaskan satu hal: bangsa ini hanya akan selamat jika pemimpinnya berani menjaga integritas. Karena itu, mari jadikan integritas sebagai napas kehidupan, kejujuran sebagai sikap sehari-hari, dan keberanian melawan korupsi sebagai wujud nyata cinta pada negeri. Paparan tersebut menjadi pengingat bagi para pimpinan UIN Malang bahwa keberanian menjaga integritas merupakan kunci melahirkan generasi masa depan yang bersih dari praktik korupsi dan mampu menegakkan nilai keadilan. ( Eno).