Dialog Kebangsaan Kita Indonesia: Kalbar Miniatur Keberagaman Indonesia

Dialog Kebangsaan Kita Indonesia: Kalbar Miniatur Keberagaman Indonesia
Para Narasumber Dialog Kebangsaan Kita Indonesia LPP RRI Pontianak. (Foto: Dok RRI Pontianak)

Spektroom – Suasana berbeda terasa di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Sabtu pagi (23/8/2025), ketika ratusan peserta dari beragam latar belakang berkumpul dalam Dialog Kebangsaan bertajuk “Kita Indonesia” dengan sub tema “Kalbar Miniatur Keberagaman Indonesia”. Acara yang digelar Korwil IX Kalbar LPP RRI Pontianak ini menjadi ruang refleksi sekaligus panggung interaksi antargenerasi tentang masa depan bangsa.

Dialog diawali dengan seremoni pembukaan yang ditandai pemukulan gong oleh Sekretaris Daerah Kalbar, dr. H. Harison, M.Kes., mewakili Gubernur.

Dalam sambutannya, Harison menekankan pentingnya dialog kebangsaan untuk merawat persatuan, terutama di tengah derasnya arus globalisasi yang bisa memengaruhi pola pikir generasi muda.

Yang menarik, sesi tanya jawab justru menghadirkan kejutan. Seorang murid pertukaran pelajar dari Italia, Ajarul Amin, menyampaikan kegelisahannya setelah mendengar paparan anggota DPR RI Dapil Kalbar I, Fransiskus Maria Agustinus Sibarani. Dalam paparannya, Sibarani mengutip hasil survei sebuah lembaga yang menunjukkan adanya sebagian generasi muda yang memiliki kehendak mengubah ideologi Pancasila.

Amin pun langsung bertanya kepada gurunya, Ai Muhayanti, yang turut hadir dalam acara: “Mengapa ada generasi muda yang mau merubah Pancasila? Saya saja menyukainya. Baru saja saya selesai ujian PKN dan mendapat nilai 100,” ujarnya polos namun sarat makna.

Pertanyaan itu sontak menyentuh hati banyak peserta dialog. Hadirin memberikan apresiasi dengan tepuk tangan, seolah menyiratkan pesan bahwa cinta Pancasila bukan sekadar wacana, melainkan nyata dirasakan anak-anak bangsa, bahkan dari mereka yang baru mengenalnya.

Dialog kebangsaan kali ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, yakni Kepala Biro Kesbangpol Pemprov Kalbar Drs. Manto, M.Si., Ketua Dewan Pengawas LPP RRI Anwar Mujahid Adhy Trisnanto, Rektor Universitas PGRI Pontianak Dr. M. Firdaus, M.Pd., anggota DPR RI Fransiskus Maria Agustinus Sibarani, serta Putri Indonesia 2025 asal Kalbar, Ridha Annis Sakina.

Masing-masing narasumber memaparkan pandangannya mengenai pentingnya menjaga keindonesiaan di tengah keberagaman.

Manto menegaskan bahwa Kalbar adalah contoh nyata miniatur Indonesia, di mana berbagai suku, agama, dan budaya hidup berdampingan.

“Kuncinya ada pada persatuan,” katanya.

Sibarani menambahkan bahwa toleransi adalah napas bangsa Indonesia. Menurutnya, tanpa toleransi, sulit bagi masyarakat yang majemuk untuk tetap utuh.

Anwar Mujahid Adhy Trisnanto, Ketua Dewan Pengawas LPP RRI menggarisbawahi arti kemerdekaan bukan hanya dari sisi politik, tetapi juga kemerdekaan berpikir dan berkreasi.

Sementara itu, Rektor Firdaus mengingatkan bahwa generasi muda harus dibentuk dengan karakter kuat agar tidak mudah terombang-ambing arus zaman.

“Berkarakter adalah fondasi bangsa yang tangguh,” tegasnya.

Sedangkan Ridha Annis Sakina, Putri Indonesia asal Kalbar, memberikan semangat dengan satu kata sederhana:

“Hebat,” teriaknya.

Menjelang akhir acara, moderator meminta seluruh narasumber menyebutkan satu kata kunci untuk Indonesia. Kata-kata itu kemudian menggema di ruangan:

"Persatuan, Toleransi, Merdeka, Berkarakter, dan Hebat."

Dialog yang berlangsung hangat itu mendapat apresiasi dari Gubernur Kalbar. Ia menilai forum semacam ini sangat penting untuk memperkuat rasa kebangsaan, terutama bagi generasi muda yang kelak menjadi pemimpin bangsa.

Pertanyaan Amin yang sederhana namun mendalam pun menjadi catatan penting: bahwa di tengah wacana perubahan ideologi, masih ada anak-anak bangsa yang tulus mencintai Pancasila. Sebuah pesan kuat dari Kalbar untuk Indonesia, bahwa persatuan, toleransi, dan karakter harus terus ditanamkan agar bangsa ini tetap hebat di masa depan. (RRE/Apolowelly)