Gerak Cepat Tim SAR Gabungan Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Semeru.
Spektroom – Upaya penanganan oleh Tim SAR Gabungan terhadap dampak Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang terus berlangsung sejak Rabu ( 19 / 11 / 2025 ) malam hingga Kamis dini hari.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit P.H., mengatakan satu tim rescue Pos SAR Jember lebih dulu dikerahkan paska kejadian, sebagai tim aju untuk berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan koordinasi, pemantauan, hingga evakuasi warga terampak.
“Malam harinya, satu Tim Rescue dari Pos SAR Jember kembali dikerahkan ke Lumajang guna dukungan personil dan peralatan pendukung,” ujar Nanang.
Sekitar pukul 23.00 WIB, tim rescue Pos SAR Jember melakukan koordinasi dengan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Pos Pendakian Ranupani. Koordinasi dilakukan terkait keberadaan 187 pendaki yang masih berada di area perkemahan Ranu Kumbolo.
Data TNBTS menyebutkan pendaki tersebut terdiri dari 129 orang pendaki, 1 orang petugas, 2 orang SAVER, 24 orang PPGST, 25 orang porter, dan 6 orang dari Kementerian Pariwisata.
Pada Kamis ( 20 /11 / 2025 ) pukul 01.05 WIB, Tim Rescue kedua Pos SAR Jember bergerak menuju wilayah Candipuro untuk berkoordinasi dengan BPBD Lumajang dan unsur SAR lainnya terkait upaya evakuasi warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo bernama Dimas (50) yang mengalami luka bakar.
Koordinator Pos SAR Jember, Prahista Dian, menyebutkan korban lebih dulu dievakuasi oleh warga dan Relawan desa. Tim SAR gabungan kemudian mengevakuasi korban secara estafet hingga mencapai titik temu pada pukul 02.40 WIB. Korban kemudian dirujuk ke Puskesmas Pasirian untuk penanganan medis lebih lanjut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 meter di atas permukaan laut, berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke Arah Utara dan Barat Laut. Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Akibat bencana ini, tercatat tiga korban mengalami luka bakar, yaitu Normawati (42) dan Hariyono (49) yang mengalami luka bakar grade 2, keduanya terluka saat melintas di Jembatan Curah Kobokan dan kini dirawat di RSUD Haryoto Lumajang, serta Dimas (50), mengalami luka bakar grade 1.
BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan ada dua Kecamatan yang terdampak, yaitu Pronojiwo dan Candipuro. Sebanyak 956 warga mengungsi, dan pendataan masih berlangsung.
Para pengungsi tersebar di sejumlah lokasi, di antaranya SD 04 Supiturang, Balai Desa Oro - oro Ombo, Masjid Ar-Rahman, SD Sumberurip 02, Rumah Kepala Desa Sumbernujur, dan Kantor Kecamatan Candipuro
Sejumlah pihak ikut terlibat dalam penanganan bencana ini, meliputi PVMBG, PPGA Gunung Sawur, BPBD Kabupaten Lumajang, Kantor SAR Kelas A Surabaya, Pos SAR Jember, unsur TNI POLRI , Lumajang Rescue, Vapor Ambulance Rescue, Pemerintah Desa terdampak serta sejumlah Relawan.
PVMBG mengimbau masyarakat agar (1) tidak beraktivitas di sepanjang Besuk Kobokan Sektor Tenggara hingga radius 20 km dari Puncak, (2) Tidak berada dalam radius 8 km dari kawah karena bahaya lontaran Material Pijar, serta (3)!Mewaspadai potensi Awan Panas , Guguran Lava , dan Lahar di aliran sungai berhulu di puncak Semeru. ( Agus Suyono / Humas)