Hari Radio ke-80 di RRI Pontianak: Kesederhanaan, Keharuan, dan Jejak Digitalisasi

Spektroom – Peringatan Hari Radio ke-80 tahun 2025 di LPP RRI Pontianak berlangsung sederhana, jauh dari gemerlap pesta besar, namun justru meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang hadir.
Acara yang digelar di lantai II gedung RRI Pontianak, Kamis (11/9), dipenuhi suasana hikmat sejak prosesi penyulutan obor Tri Prasetya RRI oleh Kepala Stasiun LPP RRI Pontianak, Muhsin Zen.
Dengan komando langsung dari Direktur Utama LPP RRI I Hendrasmo di Jakarta, penyalaan obor serentak di seluruh Indonesia itu menjadi simbol kesetiaan insan RRI pada janji pengabdian.
Tidak banyak pejabat daerah yang hadir, baik dari tingkat kota maupun provinsi. Namun, kehadiran Konsul Malaysia di Pontianak, Encik Azizul bin Abdul Rahim, serta sejumlah mitra RRI, menambah khidmat acara.
Di sela-sela acara, gelaran budaya dan hiburan rakyat turut menjadi pemanis. Ada satu pemandangan yang menyentuh hati seluruh hadirin. Seorang ibu tua, dipapah menaiki tangga menuju ruang acara. Namanya Ibu Wartuti, 63 tahun, pendengar setia RRI yang datang jauh-jauh dari Kampung Condong, Kota Singkawang, sekitar 300 kilometer dari Pontianak.
“Saya tahu dari siaran RRI kalau puncak Hari Radio tanggal 11 September. Saya datang sendiri, meski tidak diundang,” tutur Wartuti lirih.
Tangannya menggenggam erat sebuah bingkisan kue tar, yang kemudian diserahkan langsung kepada Kepala Stasiun, Muhsin Zen.

Tangis haru pun menyeruak, ketika sederhana namun tulusnya kado itu diterima sebagai hadiah ulang tahun ke-80 Radio Republik Indonesia. Keharuan semakin bertambah saat Perkumpulan Disabel Pontianak turut menyerahkan karangan bunga hasil karya para penyandang disabilitas.

“Inilah bukti bahwa RRI masih menjadi rumah bersama, tempat bernaung dan didengarkan semua kalangan,” ujar salah satu hadirin.
Meski usianya telah matang, RRI Pontianak terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Tiga program siaran Pro 1 untuk kalangan dewasa, Pro 2 bagi pemuda Gen Z, serta Pro 4 sebagai saluran budaya masih mengudara, sekaligus diperkuat dengan penetrasi digital.
Data terbaru menunjukkan perkembangan signifikan di media sosial. Akun Instagram Pro 1 kini mencapai 5.345 pengikut, naik pesat dari sekitar 3.000. TikTok-nya menembus 4.047 pengikut, sedangkan YouTube sudah menyentuh 4.001 subscribers. RRI Digital Pro 1 sendiri mencatat 55 ribu pendengar.
Pro 2, yang fokus pada anak muda, tumbuh tak kalah pesat. IG menyentuh 5.748 followers, TikTok 1.172, dan YouTube tembus 5.200 subscribers, dengan 32 ribu pendengar di platform RRI Digital. Pro 4 sebagai kanal budaya juga menunjukkan perkembangan positif: IG 1.655, TikTok 1.662, dan YouTube yang baru dirintis sudah mencatat 243 subscriber, dengan 34 ribu pendengar digital.
“Angka-angka ini menjadi bukti bahwa RRI tetap relevan. Dari siaran klasik di udara, kini juga hadir di Instagram, TikTok, YouTube, hingga aplikasi digital,” jelas Muhsin Zen.
Di tengah dunia media yang semakin kompetitif, RRI Pontianak membuktikan diri bukan hanya sekadar saksi sejarah, tetapi juga aktor aktif yang terus beradaptasi.
Hari Radio ke-80 kali ini memang sederhana, tanpa glamor pesta.
Namun justru dalam kesederhanaan itulah, makna sejati dari radio publik yang kedekatannya dengan rakyat semakin terasa.