Helikopter Patroli Karhutla Alami Gangguan Mesin, Mendarat Darurat di Sanggau

Helikopter Patroli Karhutla Alami Gangguan Mesin, Mendarat Darurat di Sanggau
Daniel Ketua Satgas Data dan Informasi BPBD Kalimantan Barat.Foto : Dok BPBD Kalbar

Spektroom – Sebuah helikopter yang digunakan untuk patroli kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat harus melakukan pendaratan darurat setelah mengalami gangguan mesin.

Peristiwa itu terjadi sepekan lalu di wilayah Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau.

Ketua Satgas Data dan Informasi BPBD Kalbar, Daniel, ditemui Senin ( 29/09/2025) membenarkan insiden tersebut.

Menurutnya, gangguan mesin membuat helikopter tidak bisa melanjutkan penerbangan ke daerah sasaran patroli.

“Karena alami gangguan mesin, pilot akhirnya memutuskan untuk mendarat darurat. Syukurlah pilot dan seluruh kru selamat,” jelas Daniel.

Dirinya menambahkan, selama bertahun-tahun BNPB menempatkan helikopter di Kalimantan Barat untuk mendukung pengamanan karhutla.

Namun, baru kali ini terjadi gangguan mesin yang mengharuskan pendaratan darurat.

Begitu mendapatkan laporan, tim teknisi dari Pontianak langsung diterbangkan ke Sanggau.

Mereka bersama petugas BPBD melakukan pengamanan serta evakuasi di lokasi pendaratan darurat.

“Hari itu juga teknisi sudah sampai di lokasi untuk memastikan kondisi helikopter aman,” tambah Daniel.

Helikopter tersebut merupakan salah satu dari enam unit pesawat yang disiagakan BNPB di Kalbar pada program penanggulangan karhutla tahun 2025.

Dengan adanya armada udara ini, pemadaman kebakaran bisa dilakukan lebih cepat, terutama di wilayah yang sulit dijangkau lewat jalur darat.

Meski salah satu helikopter mengalami kendala, Daniel memastikan hal itu tidak akan mengganggu keseluruhan operasi.

Lima unit lainnya masih beroperasi seperti biasa.

“Helikopter yang bermasalah sudah dievakuasi melalui jalur laut ke Jakarta untuk diperbaiki. Kita pastikan operasi patroli tetap berjalan,” tegasnya.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa peralatan udara juga tidak lepas dari risiko gangguan teknis.

Namun, yang terpenting adalah pilot dan kru berhasil selamat, serta proses evakuasi berjalan lancar.

“Ke depan tentu ada evaluasi agar kejadian serupa bisa diminimalisir,” pungkas Daniel.

Hingga kini, Kalimantan Barat masih menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan karhutla cukup tinggi.

Oleh sebab itu, keberadaan helikopter water bombing maupun patroli udara sangat penting untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan di daerah ini.

Berita terkait