Inflasi Yang Ideal Ada di Angka 2 Hingga 3 Persen, Akan Untungkan Produsen dan Mudahkan Konsumen

Inflasi Yang Ideal Ada di Angka 2 Hingga 3 Persen, Akan Untungkan Produsen dan Mudahkan Konsumen
Foto Capture YouTube Kemendagri

Spektroom - Angka inflasi Indonesia pada Minggu ke 2 September 2025 pada posisi 2,31% secara ekonomis adalah angka yang sangat ideal, karena jika angka inflasi dibawah 2% atau bahkan 0% yang artinya akan menguntungkan konsumen namun merugikan produsen.

Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri M.Tito Karnavian dalam pengantarnya Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2025, berlangsung di Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (23/9/2025).

Menurut Tito Karnavian jika inflasi pada posisi 0%, yang terjadi adalah membuat resah para produsen, seperti petani, nelayan dan Industri serta pengusaha transportasi dan sebaliknya jika inflasi diatas 3% produsen diuntungkan dan konsumen berada dititik sulit karena daya beli menurun.

"Karena jika harga barang dan jasa terlalu murah, para produsen akan kesulitan untuk menutupi biaya produksi (Operation Cost), dan sebaliknya kita tidak ingin skenario inflasi ada diangka 3,5 % petani nelayan pabrik-pabrik produksi akan diuntungkan tapi masyarakat umum konsumen yang akan kesulitan." terang Tito Karnavian.

Oleh karenanya, lanjut Mendagri, rentang angka inflasi 2 sampai 3% adalah angka yang paling ideal untuk Indonesia, akan terjadi keseimbangan antara menguntungkan produsen dan memudahkan konsumen sehingga di angka 2,31 ini adalah angka yang sangat bagus sekali.

Sementara diforum yang sama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adinggar Widyasanti, dalam paparannya menyebutkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada Minggu ke 4 September 2025 tercatat 15 provinsi mengalami kenaikan IPH, sementara 22 provinsi mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun 1 pronnsi tercatat relatif stabil, yaitu di Papua Pegunungan.

audio-thumbnail
VOICE AMALIA IPH
0:00
/66.1

"Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di 15 Provinsi yang mengalami kenaikan IPH adalah daging ayam ras dan cabai merah dan sebagian kecil beras." rincinya.

Sementara Perkembangan IPH untuk Kabupaten Kota, terus Amalia, ada 191 Kabupaten Kota yang mengalami kenaikan IPH dan kenaikan antara 5-7 % ada 10 Kabupaten Kota, seperti Kab. Lima Puluh Kota (7,58%), Kota Padang Panjang (6,20%), Kab. Tapanuli Tengah (6,08%), Kota Tebing Tinggi (5,47%) dan Kab. Asahan (5,39%), Kab. Mandailing Natal (5,38%), Kab. Agam (5,29%), Kota Pariaman (5,23%), Kab. Pesisir Selatan (5,03%) serta Kab. Tapanuli Utara (5,01%).

"Disamping itu juga ada152 Kabupaten Kota yang mengalami penurunan IPH dan penurunan terdalam itu ada di kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Kutai Timur, Toraja Utara, Membramo Raya, Konawe Kepulauan, Kabupaten buru, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten Buton Tengah." Rincinya lagi.(@Ng).

Berita terkait