Karnaval Budaya Satukan Pontianak di HUT ke-80 RI

Spektroom - Cerahnya langit Pontianak seakan ikut merayakan semangat kemerdekaan. Sinar matahari yang hangat menyelimuti Kota Khatulistiwa memberi energi bagi ratusan peserta karnaval yang sudah bersiap sejak pagi di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat. Minggu (10/08/2025).
Menarik dan penuh warna, gelaran Karnaval Gemilang Bumi Khatulistiwa 2025 menjadi sebuah pesta budaya yang memadukan keriangan, kebanggaan, dan persatuan.
Dari kejauhan, aroma bunga segar bercampur wangi kain tradisional menguar di udara. Suara tifa, tambur, dan gong bersahut-sahutan, mengiringi derap langkah para peserta yang mengenakan pakaian adat dari berbagai etnis.
Ada warna merah menyala dari kain Dayak, kilauan songket Melayu, kemegahan batik Jawa, keanggunan kebaya Minang, hingga gemerlap hiasan kepala ala Papua. Semuanya berpadu, menjadi pelangi budaya yang memadati jantung Pontianak.
Sekitar pukul 08.00, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, dengan senyum penuh kebanggaan melepas rombongan karnaval. Dengan kibaran bendera start, ratusan peserta mulai menapaki rute sepanjang tiga kilometer dari halaman Kantor Gubernur, menyusuri Jalan Ahmad Yani, hingga garis finis di halaman Museum Kalimantan Barat.
Di sepanjang jalan, ribuan warga tumpah ruah. Kamera ponsel menyorot setiap kostum unik, anak-anak melambaikan tangan sambil sesekali berlari mengejar barisan peserta yang lewat. Seorang ibu paruh baya tampak berkaca-kaca.
“Saya terharu lihat semua bisa berkumpul, dari berbagai suku, rukun sekali,” ucapnya lirih sambil menepuk pundak cucunya.
Gubernur Ria Norsan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tulus.
"Kami sangat mengapresiasi Gemilang Budaya Kalimantan Barat 2025 yang sukses digelar dan menyedot perhatian masyarakat. Karnaval ini menampilkan peserta dari berbagai paguyuban etnis di Indonesia yang ada di Kalbar. Ini menggambarkan bahwa keberagaman budaya Indonesia, meskipun berbeda-beda, tetap harmonis dan satu Indonesia," ujarnya.
Namun, Gemilang Budaya bukan hanya tentang karnaval. Tahun ini, pemerintah daerah juga menghadirkan lomba parade baju adat kreasi, pameran objek pemajuan kebudayaan, hingga lomba tari kreasi.
Di salah satu booth pameran, tampak pengrajin songket menunjukkan motif terbaru yang terinspirasi garis khatulistiwa, sementara di panggung utama, kelompok penari remaja menampilkan tarian perpaduan Melayu-Dayak yang memukau penonton.
Suasana semakin meriah menjelang siang. Meski panas matahari mulai menyengat, tak satu pun peserta terlihat menyerah. Keringat bercucuran, tapi senyum tetap mengembang. Di garis finis, tepuk tangan riuh menyambut mereka, menandai berakhirnya perjalanan karnaval namun tidak memudarkan semangat persatuan yang tercipta.
Karnaval Gemilang Bumi Khatulistiwa 2025 telah menjadi lebih dari sekadar agenda perayaan HUT Kemerdekaan ke-80 RI, menjelma menjadi panggung bagi semua etnis untuk menunjukkan identitas, saling mengenal, dan menghormati. Pontianak, kota yang berdiri di garis tengah dunia, kembali membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan.
Dan saat matahari condong ke barat, gema musik dan tawa peserta masih terasa di udara. Seperti pesan yang ingin disampaikan: di bumi khatulistiwa ini, kita berbeda, tapi tetap satu.