Kemenhut Luncurkan Coll Tapak Untuk Hadapi Resiko Bencana Hidrometrologi Kehutanan

Kemenhut Luncurkan Coll Tapak Untuk Hadapi Resiko Bencana Hidrometrologi Kehutanan
Foto Capture YouTube Kemenhut

Spektroom - Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (Kemenhut RI) Meluncurkan Coll-Tapak: Kolaborasi Pengembangan Mitigasi dan Adaptasi Bencana Hidrometeorogi Kehutanan di Tapak, Senin (4/8/2025).

Coll-Tapak merupakan sebuah mediakolaborasi dan koordinasi pengembangan mitigasi dan adaptasi bencana hidrometeorologi kehutanan untuk menjawab permasalahan kebencanaan di tingkat tapak.

Sekjen Kemenhut Mahfudz (Foto Capture YouTube Kemenhut)

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Dr. Ir. Mahfudz, M.P. pada peluncuran Coll Tapak secara virtual di kanal YouTube Kemenhut mengatakan peluncuran coll tapak ini sangat penting di dalam membangun kebersamaan, cara pandang yang sama dan Sinergi kolaborasi para pihak untuk menghadapi resiko bencana hidrometrologi di sektor kehutanan khususnya di tingkat Tapak.

Indonesia, lanjut Mahfudz merupakan salah satu negara yang punya potensi bencana hidrologi, berada di cincin khatulistiwa, tentu seringkali mengalami bencana, mulai dari banjir, kekeringan tanah longsor, abrasi hingga kebakaran hutan yang intensitasnya terus meningkat.

audio-thumbnail
Voice Mahfudz
0:00
/119.012993

Menurut Mahfudz, bencana terjadi di Indonesia khususnya di kawasan hutan dan lahan sebagai penyangga ekosistem tentu perlu diantisipasi melalui aksi mitigasi dan adaptasi bencana yang tidak bisa dilaksanakan secara parsial dan inklusif.

"Kita perlu mengajak para pihak, instansi terkait, masyarakat, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan secara lebih inklusif. Oleh karena itu tidak ada cara lain bahwa kita harus membangun strategi mitigasi dan adaptasi yang terkoordinasi, kolaboratif dan berbasis data di tingkat Tapak yang menjadi krusial dan penting." terangnya lagi.

Mahfudz melanjutkan, Peluncuran ini menjadi bagian penting bagi Kementerian kehutanan yang saat ini sedang membangun kepercayaan publik, membuka akses yang lebih luas kepada publik, terkait dengan tata kelola hutan yang lebih baik lagi.

"Tata kelola tersebut termasuk bagaimana mengelola ekosistemnya, sehingga perlu membangun kolaborasi multi pihak, untuk memperkuat lintas sektor baik internal maupun eksternal Kemenhut melalui skema pentahelik" kata Mahfudz menjelaskan.

Peluncuran Coll Tapak tersebut diisi dengan Talk show yang menghadirkan tiga narasumber seperti Kepala pusat Pengembangan Mitigasi dan Adaptasi Bencana Hidrometeorogi Kehutanan- Doktor Wening Sri Wulandari, S.Hut, M.Si Dalam paparannya Wening menjelaskan Coll Tapak ini merupakan kasih kami di dalam menyikapi perlunya koordinasi dan Sinergi di tingkat apa seperti tadi sudah kita dengarkan bersama dalam arahan Pak Sekjen bahwa

Foto Capture YouTube Kemenhut

Indonesia ini sangat rawan terhadap bencana dan terkait dengan bencana hidrometeorologi sendiri, Indonesia termasuk sangat rawan, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bencana yang terjadi di Indonesia, 98% diantaranya adalah bencana hidrometeorologi.

Diakui Wening frekuensi bencana kehutanan ini sangat meningkat sebagai dampak dari adanya perubahan iklim global dan juga ada yang digradasi lingkungan dan kerusakan tutupan lahan.

"Oleh karena itu, bagaimana menyikapi adanya bencana ini kami mencoba melihat dan memetakan pemangku kepentingan apa saja yang ada di tingkat tapak, maupun di pusat untuk bisa bersama-sama menjalankan aksi di dalam mitigasi dan adaptasi bencana " jelas Wening Sri Wulandari.

Pada bagian lain paparannya, Wening juga mengatakan karena kalau terjadi bencana itu kita tidak melihat lagi ini apa namanya tugasnya siapa ini ada di wilayahnya siapa namun bagaimana dapat bereaksi cepat untuk melakukan penanggulangan bencana, bahkan juga di dalam mitigasi dan adaptasinya.

"Tentu kolaborasi ini tidak hanya bisa dilaksanakan oleh kami di tingkat pusat, tetapi karena yang terkena dampak secara langsung itu adalah di lokasi bencana atau didaerah didaerah ditingkat Tapak, bagaimana mengharmonisasi aksi-aksi yang ada di tingkat tapak, kemudian juga reaksi kami yang ada di pusat ini menjadi sangat penting" tutup Wening Sri Wulandari.

Selain Wening, Taklkshow juga menghadirkan narasumber Kepala Sub Direktorat Pengukuhan Kawasan Hutan Wilayah | pada Direktorat Pengukuhan Kawasan Hutan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan Dr. Suprapto, s. Hut., M.T.

Selanjutnya Analisis Kebijakan pada Direktorat Mitigasi Bencana Keduptian Pencegahan BNPB Aminudin Hamzah, ST, MSi serta Jasmine Natalia Priharini ST. MM.(@Ng).