Kesadaran Masyarakat Tinggi, Bencana Alam Berhasil Dilalui Tanpa Korban Jiwa
Spektroom - Tingginya kesadaran masyarakat khususnya di Kecamatan Batipuh Selatan terhadap mitigasi bencana kembali terbukti efektif dalam meminimalisir dampak bencana alam.
Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut yang memicu banjir bandang dan tanah longsor pada 24 hingga puncaknya 27 November 2025 lalu, tidak satu pun korban jiwa dilaporkan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kesadaran dan kesiapsiagaan warga setempat yang selama ini aktif mengikuti sosialisasi dan pelatihan mitigasi bencana.
Bupati Tanah Datar Eka Putra menyampaikan berdasarkan informasi dari BPBD Tanah Datar, pada tahun 2018 kegiatan desa tangguh bencana yang diprakasai BNPB dan BPBD Tanah Datar telah dilaksanakan di kawasan Malalo bersama masyarakat dengan melakukan pemetaan zona bahaya banjir bandang, survei hulu sungai, pembersihan aliran sungai, penentuan jalur evakuasi, titik pengungsi dan kegiatan mitigasi lainnya termasuk pembangunan sabodam.
"Alhamdulilah berkat pertolongan Yang Maha Kuasa di Guguak Malalo, Padang Laweh Malalo, dan juga Sumpu yang saat ini terjadi banyak banjir bandang yang paling dahsyat dalam sejarahnya, tidak ada korban jiwa, itu semua tidak terlepas dari tingginya kesadaran masyarakat dan mitigasi bencana dini," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra Rabu, (10/12/2025).
Bupati menegaskan, selanjutnya upaya-upaya ketangguhan masyarakat ini akan terus ditingkatkan kapasitasnya serta sinergi dengan semua stakeholder kebencanaan akan terus dilakukan.
"Tentu kita belajar dari sini, kedepannya upaya-upaya ketangguhan masyarakat ini akan terus ditingkatkan untuk semua nagari-nagari. Karena kita ketahui Tanah Datar ini memiliki kontur wilayah yang berbukit-bukit dan memiliki banyak sungai," jelas Bupati.
Selain itu, kata Bupati, salah satu upaya dalam meminimalisir korban jiwa adalah melalui himbauan dini yang dilakukan oleh pemerintah daerah, baik langsung ataupun tidak langsung.
"Begitu peringatan dikeluarkan BMKG, kami pemda selalu intensifkan imbauan kepada masyarakat baik melalui media sosial bahkan saya yang turun langsung ke nagari-nagari mengimbau masyarakat, salah satu poin yang saya tekankan adalah jangan panik dan segera tinggalkan zona bahaya, karena kalau disaat bencana datang kita panik, justru disitu bahaya akan muncul" ungkapnya.

Keterangan dari salah seorang tokoh masyarakat Guguak Malalo, Musrianto Dt. Majo Datuk, menuturkan, kesadaran warga dalam mitigasi bencana di daerahnya telah tertanam dihati warga.
Begitu warga telah mengetahui tanda-tanda awal potensi bencana masyarakat mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan barang berharga seperti pakain dan dokumen pribadi.
Masyarakat dengan sigap melakukan evakuasi mandiri menuju lokasi yang aman, para pemuda dan unsur nagari juga bergerak membantu masyarakat sehingga proses penyelamatan berlangsung tertib.
"Ini hasil dari kesadaran bersama, ketika bencana terjadi, semua sudah siap. Kemudian pada malam harinya semua unsur nagari bersama pemuda juga melakukan ronda dan pemantaun debit sungai," ujarnya saat ditemui di Jorong Baiang beberpa waktu lalu.
Dia menjelaskan, di Nagari Guguak Malalo dan Padang Laweh Malalo pernah terjadi galodo yang cukup besar yang menimbulkan korban jiwa. Kejadian tersebut terjadi pada 24 November tahun 2000 dibatang air yang sama, yaitunya Batang Malalo dan juga Batang Baiang.
Pada tahun itu mengakibatkan 12 korban jiwa, banyaki rumah hanyut dan rusak, sehingga menjadikannya salah satu peristiwa penting yang diingat warga setempat hingga saat ini.
"Pada tahun ini di tanggal dan bulan yang sama kejadian serupa kembali terjadi bahkan debit airnya lebih besar dari tahun 2000, Alhamdulillah dengan kesadaran warga dalam mitigasi bencana tahun ini tidak ada korban jiwa," tutur dia. (RRE/Et)