Korban TPPO Asal Landak Diduga Disekap di Tiongkok, DRD Desak Pemerintah Bertindak

SPEKTROOM.ID – Dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kembali mencuat. Seorang perempuan asal Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, bernama Natalia, diduga menjadi korban TPPO setelah dijanjikan pekerjaan dan pernikahan oleh seorang pria warga negara Tiongkok.
Peristiwa bermula pada tahun 2024. Natalia berangkat ke Tiongkok setelah terbuai janji pria tersebut yang tinggal dan bekerja di Kalimantan Barat. Namun, setibanya di Provinsi Shanxi, Tiongkok, Natalia justru dilaporkan kehilangan paspor, ponsel, dan kebebasan pribadinya. Ia disebut disekap dan tidak memiliki akses komunikasi ke luar.
Kasus ini terungkap setelah keluarga dan teman-teman dekatnya melaporkan kondisi Natalia kepada pihak berwenang dan organisasi masyarakat. Mereka menyebut Natalia dijual dengan nilai ratusan juta rupiah dan kehilangan hak-haknya sebagai manusia.
Sekretaris Jenderal Dewan Rakyat Dayak (DRD), Yulistianus, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menyatakan akan mengirim surat terbuka kepada pemerintah Indonesia dan Tiongkok serta lembaga-lembaga terkait untuk segera menangani kasus ini.
“Kami mendesak agar kasus ini segera dituntaskan. Korban harus segera dievakuasi, dipulangkan ke tanah air, dan dipulihkan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia,” tegas Yulistianus dalam pernyataannya kepada media, Jumat (13/6/2025).
DRD juga meminta aparat penegak hukum di Indonesia untuk menindak tegas pelaku yang diduga berada di wilayah Kalimantan Barat. Selain itu, kerja sama diplomatik dengan otoritas Tiongkok dinilai penting untuk memastikan keselamatan dan pemulangan Natalia.
Kasus ini menambah daftar panjang korban TPPO yang menyasar perempuan melalui modus pernikahan dan tawaran pekerjaan di luar negeri. Pemerintah diharapkan meningkatkan edukasi dan pengawasan, khususnya di daerah pedalaman, agar masyarakat lebih waspada terhadap tawaran mencurigakan.
Masyarakat juga diimbau untuk segera melapor jika mengetahui atau mencurigai praktik perdagangan manusia di sekitarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri maupun Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok terkait langkah evakuasi terhadap korban.
Reporter: Apollonius
Editor: Buang Supeno