Lahan Pertanian di Padang Makin Menyusut, Produksi Padi Melorot
Spektroom - Penyusutan lahan pertanian masih terjadi di pinggiran Kota Padang. Pembangun permukiman menjadi salah satu penyebabnya.
Hal itu diakui, Reke, petani muda asal Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji. Ia menyebut, banyak lahan di daerahnya yang dulunya wilayah hijau kini sudah berubah menjadi perumahan penduduk.
“Dulu di Gunung Sarik hampir seluruhnya zona hijau untuk pertanian. Sekarang sudah berubah, banyak perumahan di sini,” ujarnya, Jumat (13/10/2025).
Kondisi serupa juga disampaikan Afridawati, salah satu Ketua Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Kuranji. Alih fungsi lahan telah berdampak terhadap turunnya produksi pertanian.
“Ada anggota kelompok tani yang meninggal. Lalu anaknya tidak melanjutkan bertani, tanahnya dijual ke kontraktor di bangun perumahan. Tentu jumlah produksi di wilayah kami berkurang,” tuturnya.
Produksi padi di Kota Padang mengalami penurunan signifikan dalam dua tahun terakhir imbas penyusutan lahan pertanian. Dinas Pertanian Kota Padang mencatat, pada 2023, total lahan pertanian seluas 5.300 hektar. Namun pada 2024, luasnya tinggal 4.358 hektar.
Sementara, produksi padi pun turun. Pada 2023 mencapai 53.477 ton, sedangkan 2024 jumlah itu anjlok menjadi 46.686 ton, atau turun sekitar 12,7 persen.
Penurunan paling besar terjadi di Kecamatan Koto Tangah. Tahun 2023, wilayah ini menghasilkan 15.292 ton padi, namun pada 2024 produksinya hanya tinggal 11.536 ton.
Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Pauh, dari 4.772 ton menjadi 1.070 ton. Lalu, di Kecamatan Lubuk Begalung dari 2.842 ton menjadi 1.660 ton, sedangkan di Kecamatan Kuranji dari 17.409 ton menjadi 15.303 ton.