Lintas Generasi Hormati Pahlawan, Pesat Palangka Raya Ikut Tabur Bunga di TMP

Lintas Generasi Hormati Pahlawan, Pesat Palangka Raya Ikut Tabur Bunga di TMP
Komunitas PESAT foto di depan pintu gerbang Taman Makam Pahlawan Sanaman Lampang (Foto Istimewa)

Spektroom - Peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Sanaman Lampang berlangsung hangat. Mulai Pelajar, mahasiswa, instansi pemerintah dengan jadwal hari bergantian. Yang cukup menarik diantara adanya komunitas Pecinta Sepeda Tua (Pesat) Palangka Raya menghadiri ziarah dan tabur bunga. Pesat yang anggotanya didominasi lansia hadir sebagai wakil generasi tua yang tetap setia menjaga ingatan perjuangan.

Puluhan anggota Pesat Palangka Raya dengan costum ala perjuangan dan lain sebagainya juga mengikuti prosesi penghormatan dan tabur bunga pada Minggu (16/11/2025). Mereka berdiri berdampingan silih berganti untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan.

Ketua Umum Pesat Palangka Raya, Goni Bagor, menegaskan bahwa sepeda tua bukan sekadar benda antik, tetapi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia sejak awal abad ke-20. “Banyak pergerakan dan aktivitas rakyat dulunya bertumpu pada sepeda tua. Jadi penghormatan kepada pahlawan bagi kami adalah kesadaran sejarah, bukan acara simbolik,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa para pahlawan berjuang dengan perlengkapan sederhana, sementara sepeda pada masanya menjadi alat mobilitas rakyat yang kokoh dan senyap. “Sebagai generasi penerus, kita wajib menghormati dan menjaga nilai-nilai yang mereka wariskan,” katanya.

Komunitas PESAT tabur bunga diantaranya makam Tjilik Riwut (Foto Istimewa)

Anggota Pesat, Diah Purwati, menilai kehadiran lintas generasi di TMP memberi pesan kuat bahwa nilai perjuangan tidak putus di satu titik usia. “Kami datang untuk mendoakan arwah para pahlawan. Banyak dari mereka adalah putra-putra daerah Kalteng, termasuk jejak perjuangan Tjilik Riwut. Dan jangan lupa sejarah perempuan, dari RA Kartini hingga peran perempuan hari ini,” ucapnya.

Komunitas pecinta sepeda tua mulai muncul di Indonesia pada awal 1990-an, ketika minat mengoleksi onthel sepeda klasik peninggalan masa kolonial muncul di berbagai kota. Awal 2000-an, gerakan ini berkembang cepat melalui jambore, kelompok daerah, hingga jejaring nasional. Dari gelombang itulah Pesat Palangka Raya tumbuh, dengan struktur sederhana dan anggotanya yang kini didominasi para sesepuh yang masih aktif menjaga tradisi sepeda tua.

Kehadiran para peziarah di TMP Sanaman Lampang juga mendapat respons dari keluarga pahlawan nasional Tjilik Riwut. Putrinya, Ida Riwut, mengaku terharu melihat perhatian lintas generasi.

“Alhamdulillah, terima kasih sudah berkunjung dan mendoakan Ayahnda. Doa dan perhatian seperti ini sangat berarti bagi kami,” ujarnya. Menurutnya, selama masyarakat masih datang, mengingat, dan menghormati, maka warisan perjuangan tidak akan pernah hilang.

Pelajar dari Sahabat Alam berkunjung di rumah Tjilik Riwut (foto Istimewa)

Ida bersama keluarga selama ini menjaga peninggalan sang ayah dengan merawat rumah Tjilik Riwut sebagai resto bernuansa sejarah sekaligus museum pribadi. Di sana, masyarakat bisa melihat jejak hidup, foto, dan benda-benda perjuangan sang tokoh.

“Kami hanya menjaga apa yang Ayah tinggalkan. Selama anak-anak muda masih mau belajar dan datang, maka semangat itu tetap hidup,” tutup Ida.
(Polin - Edi)

Berita terkait

Terima Bantuan Dari Pemko Bukittinggi, Bupati Eka Putra Sebut Warga Tanah Datar Masih Membutuhkan Uluran Tangan Para Donatur

Terima Bantuan Dari Pemko Bukittinggi, Bupati Eka Putra Sebut Warga Tanah Datar Masih Membutuhkan Uluran Tangan Para Donatur

Spektroom - Pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan kabupaten Tanah Datar, bantuan kemanusiaan terus berdatangan dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah, swasta, masyarakat bahkan perantau. Salah satunya bantuan datang dari Pemko Bukittinggi yang diserahkan langsung oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, yang diterima Bupati Tanah

Rafles