Longsor Pandanarum Banjarnegara: 10 Warga Meninggal, 18 Masih Dalam Pencarian

Longsor Pandanarum Banjarnegara: 10 Warga Meninggal, 18 Masih Dalam Pencarian
Satu persatu korban tanah longsor di Pandan Arum Banjarnegara ditemukan tim SAR Gabungan ( Foto : Dok.Bpbd).

Banjarnegara, Kamis (20/11/2025) Pukul 19.00 WIB

Spektroom. – Bencana tanah longsor kembali melanda wilayah pegunungan di Kabupaten Banjarnegara. Longsor besar yang terjadi di Desa Pandanarum dipicu curah hujan tinggi yang berlangsung lama, ditambah adanya mata air berdebit besar dan retakan tanah di sekitar area pemukiman. Material longsoran menerjang rumah warga dan menyebabkan kerusakan luas serta jatuhnya korban jiwa.

BPBD Banjarnegara melaporkan hingga Kamis malam, total 10 warga meninggal dunia, dengan 7 korban di antaranya ditemukan hari ini. Sementara itu, 18 warga masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.

Selain itu, 7 orang mengalami luka-luka, dan jumlah kerusakan bangunan cukup signifikan: 48 rumah roboh atau hilang
195 rumah terdampak
934 jiwa mengungsi ke lokasi-lokasi aman yang telah disiapkanl

Operasi pencarian dan pertolongan terus diintensifkan. Tim SAR gabungan berada di bawah koordinasi Komando Operasi SAR Basarnas, dengan dukungan sekitar 700 personel yang dibagi dalam tiga sektor pencarian. Operasi juga diperkuat dengan penggunaan anjing pelacak (K-9), alat komunikasi, dan berbagai sarana prasarana pendukung.

Untuk mempercepat penyingkiran material longsor, tim mengerahkan 12 unit excavator dan 12 alkon guna menyedot kubangan air yang terbentuk di area longsoran.

Dukungan peralatan dan logistik terus berdatangan dari berbagai instansi: 12 excavator Hidran Umum (HU) 2 tangki untuk kebutuhan dapur umum di Kantor Kecamatan Pandanarum.

Dapur umum didirikan untuk mencukupi kebutuhan pangan pengungsi dan petugas yang terlibat ( Foto. : Dok.Bpbd).

Dapur umum dari Tagana Dinsos kabupaten dan provinsi. Bantuan logistik dari Dinsos, BPBD/BNPB, PMI, dan Baznas Gudang logistik ditempatkan di SMP Pandanarum sebagai pos distribusi utama

Hingga malam ini, operasi SAR memfokuskan upaya pada, pencarian 18 korban yang masih hilang serta, pemenuhan kebutuhan logistik pengungsi dan petugas
penyediaan layanan kesehatan bagi warga terdampak dan pengungsi

Namun, operasi di lapangan menghadapi sejumlah hambatan.

Tim masih mewaspadai potensi longsor susulan yang dapat terjadi apabila hujan turun kembali, terlebih karena masih adanya kubangan air di area longsor, aliran mata air yang belum berhenti serta kondisi tanah yang labil

Untuk mengurangi risiko tersebut, tim melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) pembuatan jalur buangan air dari kubangan, membuat alur aliran air agar mengarah ke sungai dan tidak menumpuk di titik rawan

Petugas kesehatan telah dikerahkan untuk memberikan layanan bagi pengungsi, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Selain itu, dilakukan pula bimbingan konseling bagi siswa-siswa yang terdampak bencana, sebagai upaya pemulihan psikososial.

Penulis. : Biantoro

Berita terkait