Membentuk Remaja Tangguh, Tergantung Pada Aspek Perkembangannya

Spektroom - Tiga aspek utama perkembangan remaja meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan sosio-emosional.
Dimana perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan perubahan hormonal yang signifikan, pertumbuhan pesat (tinggi badan dan berat badan), serta perkembangan organ reproduksi.

Menurut Konselor Yohana Rosalina K. Ph. D pada remaja putri, terjadi perubahan fisik ini juga meliputi perkembangan tanda-tanda seksual sekunder, seperti pertumbuhan rambut dibagian tertentu serta perubahan kulit (misalnya, jerawat).
"Sedangkan perkembangan Kognitif, remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, logis, dan idealistik. Mereka mampu berpikir tentang ide-ide secara rasional, memiliki kontrol impuls (mengontrol perilaku dan emosi), serta mulai merencanakan masa depan." terang Yohana pada Kelas Orang Tua Bersahaja (Bersahabat dengan Remaja), Selasa (12/8/2025).
Pada Taklkshow yang digelar Kementerian Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemenbangga/ BKKBN) tersebut Yohana Rosalina juga menjelaskan perkembangan kognitif juga mencakup kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang kompleks dan membuat keputusan yang lebih matang.
Sedangkan untuk Perkembangan Sosio-Emosional, masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas diri.
"Remaja mulai mencari jati diri, mengeksplorasi hubungan sosial, dan mengembangkan otonomi dan perkembangan sosial juga melibatkan interaksi dengan teman sebaya, perubahan perilaku sosial, dan pencarian dukungan emosional dalam kelompok." ujarnya lagi.
Pada bagian lain pemaparannya yang bertajuk Seni Membentuk Remaja Tangguh, Senior Facilitator Universitas Bina Nusantara Jakarta ini juga menjelaskan, secara umum type orang itu ada 3 Yakni, the quiter, the champer & the Climber.

Orang dengan type Quiter cenderung memilih berhenti sebelum memulai bahkan melihat tantangan perjalanan sukses sebagai masalah yang sulit, bukan kesempatan.
Sedangkan orang Tipe Camper tidak mau melanjutkan perjalanan ketika sudah merasa nyaman dan 'bersembunyi' dari tantangan berikutnya.
"Orang seperti ini melihat sukses sebagai destinasi bukan journey (perjalanan) bahkan, tidak ada pertumbuhan pribadi serta tidak ada energi tambahan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari" jelasnya.
Sementara orang dengan type Climber hidupnya secara penuh dan utuh serta mempunyai tujuan hidup yang penuh makna dan penuh energi, bahkan semangat yang tidak cepat bosan dan menerima hasil dengan sepenuh hati.
"Bapak Ibu, type Climber ini punya keyakiman (iman) yang kuat bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, oercaya bahwa apa yang dikerjakannya pasti berhasi walaupun orang-orang di sekelilingnya menertawakan" pungkasnya.(@Ng).