Merah Putih Berkibar di Penticton: Kisah Patrasia Melania Rayakan HUT RI ke-80 di Kanada

Spektroom – Sejauh apa pun langkah kaki membawa seseorang, tanah kelahiran tetaplah tempat berpulangnya hati. Ungkapan ini terasa begitu nyata dalam sosok Patrasia Melania, perempuan asal Desa Pancaroba, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Patrasia, atau akrab disapa Nelly, kini tinggal jauh dari tanah air setelah dipersunting pria Bule, warga negara Kanada asal Columbia. Mereka menetap di Penticton, British Columbia, bersama keluarga kecilnya. Namun, meski jauh dari Indonesia, rasa cinta Nelly terhadap tanah air tak pernah pudar.
Itu terbukti pada Sabtu (17/8/2025), saat bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80. Di kediamannya yang sederhana di Penticton, Nelly menggelar sebuah upacara kecil untuk memperingati hari bersejarah tersebut. Bukan acara mewah, melainkan sebuah perayaan sederhana yang penuh makna dan sarat nasionalisme.

Dalam unggahan video di akun Facebook pribadinya, terlihat Nelly mengumpulkan sejumlah orang Indonesia yang tinggal di sekitar Penticton, termasuk kakak kandungnya dan beberapa mahasiswa asal Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Kanada. Mereka semua berkumpul di halaman rumah, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat.
Bendera Merah Putih menjadi pusat perhatian. Meski tidak ada tiang, dua orang sahabat Nelly dengan bangga memegang Sang Saka Merah Putih saat lagu kebangsaan dikumandangkan. Adegan sederhana itu justru menghadirkan suasana haru: sebuah pengingat bahwa nasionalisme tidak diukur dari kemegahan, melainkan dari ketulusan hati.
“Setiap kali tanggal 17 Agustus tiba, hati saya seperti ditarik kembali ke kampung halaman. Saya ingin anak-anak dan teman-teman di sini tahu bahwa meskipun kami jauh, Indonesia tetap ada di dalam jiwa kami,” ujar Nelly saat berbincang lewat pesan singkat.
Usai upacara, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan syukuran kecil. Hidangan khas Indonesia tersaji di meja makan, menjadi perekat rasa rindu akan kampung halaman. Semua yang hadir larut dalam suasana kebersamaan, seolah jarak ribuan kilometer dari tanah air tak mampu memutus ikatan kebangsaan.
Nelly mengaku, perayaan sederhana ini juga menjadi caranya untuk memperkenalkan budaya dan semangat nasionalisme Indonesia kepada orang-orang di sekitarnya.
“Saya ingin keluarga dan tetangga di sini melihat bahwa Indonesia punya sejarah perjuangan yang luar biasa. Dengan cara ini, mereka bisa ikut merasakan semangatnya,” tambahnya.
Meski penulis kisah ini belum mendapat jawaban langsung dari Nelly terkait bagaimana tanggapan sang suami dan keluarganya, namun dari unggahan video yang tersebar di media sosial terlihat bahwa acara tersebut berjalan lancar, penuh khidmat, dan berakhir hangat dengan makan bersama.
Perayaan ini mungkin sederhana, tetapi semangat yang terpancar dari wajah-wajah peserta menegaskan bahwa nasionalisme tidak pernah mengenal batas teritorial. Dimanapun berada, Merah Putih selalu berkibar di hati.
Kisah Patrasia Melania di Penticton menjadi pengingat bagi kita semua: kemerdekaan bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan momen untuk terus meneguhkan jati diri sebagai bangsa Indonesia, meski jauh di perantauan.
Penulis : Apolonius Welly
Editor : Rafles
Sumber : Unggahan Kontent
Reel FB Patrasia.