Merawat Keberagaman, Menguatkan Persatuan

Merawat Keberagaman, Menguatkan Persatuan
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Propinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Manto Saidi, M.Si (Foto : Dok Kesbangpol)

Pontianak – Merawat keberagaman di wilayah multietnis bukanlah perkara mudah. Namun, kerja keras itu menjadi kunci menjaga harmoni agar masyarakat tetap rukun di tengah potensi gesekan yang bisa muncul kapan saja.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Manto Saidi, M.Si menegaskan, pihaknya terus menyiapkan program yang menyentuh langsung ke lapisan masyarakat. Hal itu ia sampaikan usai kegiatan Dialog Kebangsaan Kita Indonesia yang digelar LPP RRI Pontianak, Sabtu (23/8/2025).

Menurut Manto, salah satu strategi utama adalah menjalin komunikasi rutin lintas agama dan etnis. “Kami sudah menghimpun 24 paguyuban Majelis umat beragama dan etnis besar di Kalbar. Pertemuan dilakukan secara bergilir, seperti roadshow antar majelis dan perkumpulan. Selain silaturahmi, juga menjadi ruang diskusi untuk memperkuat pemahaman kebangsaan,” jelasnya.

Tak hanya dikalangan tokoh agama dan masyarakat, Kesbangpol juga menyasar generasi muda. Melalui roadshow ke sekolah, kampus, hingga organisasi kepemudaan, materi kebangsaan dikemas dengan isu yang dekat dengan kehidupan mereka. “Kita bicara soal pengaruh narkoba, paham radikalisme, terorisme, hingga kenakalan remaja seperti tawuran. Semua itu kami sampaikan dengan pendekatan edukatif agar anak-anak muda semakin sadar pentingnya persatuan,” tambahnya.

Manto kemudian mengibaratkan keberagaman bangsa seperti pasir dan semen dalam sebuah bangunan. Keduanya harus diracik sesuai takaran, agar tembok yang berdiri kuat dan tidak mudah retak. “Kalau dicampur asal-asalan, tembok itu cepat runtuh. Begitu juga bangsa kita. Tanpa formula persatuan yang tepat, Indonesia akan rapuh menghadapi ancaman,” tegasnya.

Ia menekankan, nilai persatuan dan kesatuan tidak boleh berhenti ditanamkan. Justru di era penuh tantangan global saat ini, penguatan wawasan kebangsaan harus semakin diperluas. “Semua elemen masyarakat punya peran. Bukan hanya pemerintah, tapi juga tokoh adat, agama, pemuda, dan bahkan keluarga di rumah. Kalau kita solid, ancaman apapun tidak akan bisa merusak kedaulatan bangsa,” ujarnya.

Dialog Kebangsaan yang digelar RRI Pontianak ini menjadi salah satu wadah untuk menumbuhkan kesadaran kolektif. Harapannya, semangat persatuan tak hanya jadi slogan, melainkan nyata dalam sikap saling menghargai perbedaan sehari-hari.

“Keberagaman adalah kekuatan. Kalau kita rawat dengan baik, Kalbar bisa jadi contoh bagaimana harmoni multietnis bisa terjaga dan menjadi modal besar membangun bangsa,” pungkasnya. (RRE/Apolowelly)

Berita terkait