Nasib Timnas Indonesia : Antara Doa Dan Usaha
Oleh : Sarwono - Pemerhati Olahraga
Spektroom - Tinggal menghitung jam, lanjut atau pulang. Puluhan ribu suporter Indonesia yang berada di Jeddah berharap ada keberpihakan dewi fortuna pada timnas Garuda Indonesia.
Sebab beberapa jam lagi kembali akan berjuang diatas rumput stadion King Abdullah Jeddah melawan Irak, Minggu, 12 Oktober 2025, Pukul 02.30 WIB atau Sabtu 11 Oktober 2025, Pukul 22.30 WAS.
Ini pertandingan mati - hidup. Pupus pulang dorong koper bila kalah, masih ada harapan maju keputaran final Piala Dunia 2026, jika menang, melangkah ke putaran lima.
Statistik head to head pada empat kali pertemuan terakhir Indonesia selalu kalah dari Irak. Bahkan secara akumulasi dari 13 kali pertandingan, timnas Indonesia hanya membukukan dua kali menang, 3 kali berlaga seri. Selebihnya kalah.
Dalam catatan Indonesia menang saat Kualifikasi Olimpiade tahun 1968. Kemudian ketika tanding pada Piala Kemerdekaan tahun 2000. Bertanding seri pada tahun 1969, 1974 dan 2000.
Menyimak statistik head to head itu pertemuan dua timnas tersebut, kekuatan doa dan semangat yang akan menyelamatkan timnas Indonesia. Pelatih Patrick Kluivert selaku juru racik strategi punya tanggung jawab berat.
Pengamat dan pecinta sepakbola Indonesia baik yang di Jeddah maupun ditanah air menaruh harapan dipundaknya. Reputasi dirinya dan para pemain naturalisasi menjadi taruhannya.
Karena Patrick Kluivert ke Jeddah ini tidak satupun membawa pemain asli Indonesia. Orang akan membuka catatan hitam pada laga sebelumnya, Indonesia yang dua kali menang lawan Arab Saudi ketika dalam besutan Shin Tae-yong, justru kalah ditangan Patrick Kluivert saat penentuan ke Piala Dunia.
Pada saat jelang laga ini kita masih berharap timnas Garuda Indonesia bertanding maksimal demi merah putih. Kita percaya Jay Idzes,Tom Hayèe, Calvin Verdonk, Justin Hubner dkk akan bermain all out (sar).