PAI Fair 2025 Resmi Dibuka, Kompetisi Nasional Asah Bakat dan Karakter
Spektroom – Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Republik Indonesia resmi membuka pendaftaran PAI Fair 2025, ajang kompetisi nasional bagi siswa, mahasiswa, dan guru Pendidikan Agama Islam di seluruh Indonesia. Pendaftaran dibuka hingga 15 November 2025 melalui laman https://paifair.kemenag.go.id/beranda.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Suyitno menegaskan, penyelenggaraan PAI Fair merupakan bagian dari implementasi visi Menteri Agama untuk menjadikan pendidikan agama sebagai pemandu moral dan arah pembangunan karakter bangsa.
“Pendidikan agama harus menjadi pelita di tengah derasnya arus zaman. Ia bukan pelengkap, tapi penentu arah,” ujar Suyitno di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Tahun ini, PAI Fair menghadirkan delapan cabang lomba, yaitu Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ), Pidato PAI, Cipta Lagu, Cover Lagu, Poster, Konten Video Kreatif, dan Olimpiade PAI Nasional (OLPAIN). Pesertanya meliputi jenjang PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, mahasiswa PTU, guru PAI, serta pengawas PAI di seluruh Indonesia.

Direktur Pendidikan Agama Islam M. Munir menjelaskan, PAI Fair 2025 merupakan hasil integrasi dua agenda tahunan sebelumnya—Gebyar PAI TK dan Pentas PAI—yang kini disatukan dalam konsep “Knowledge and Character Competition”.
“PAI Fair bukan sekadar mengukur kemampuan kognitif, tetapi menegaskan pentingnya akhlak, integritas, dan keteladanan,” tutur Munir.
Munir juga menyebut adanya inovasi berupa Olimpiade PAI Nasional (OLPAIN) yang digelar bersama Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Kami berharap ajang ini melahirkan generasi muslim yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Puncak kegiatan PAI Fair 2025 akan berlangsung 27–30 November 2025 di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Para juara akan menerima medali, sertifikat, uang pembinaan, serta hadiah istimewa berupa Golden Ticket masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tanpa tes seleksi bagi siswa SMA/SMK berprestasi.
Kompetisi ini menjadi wadah sinergi antara siswa, mahasiswa, dan guru dalam mewujudkan kualitas intelektual sekaligus kedalaman akhlak. Bagi siswa SMA, hadiah Golden Ticket PTKIN bukan sekadar penghargaan, tetapi jembatan masa depan—tanda bahwa prestasi dan karakter baik selalu membuka jalan menuju gerbang pendidikan tinggi yang lebih bermakna.
(Polin/Eka)