Parade Karya Lestari 2025, Alun-Alun Kota Batu Berubah Jadi Panggung Budaya dan Kuliner Nusantara

Spektroom – Parade Karya Lestari (PKL) Fest 2025 menyemarakkan Alun-Alun Kota Batu, Sabtu malam (30/8/2025).
Acara bertema “Kuliner Lokal, Citarasa Nasional, Lokal Bangga, Halal Terjaga” itu menjadi magnet hiburan dan kuliner bagi ribuan pengunjung.
Acara ini bukan sekedar pesta kuliner, tetapi ruang kebersamaan, simbul kerukunan, sekaligus perayaan kreativitas masyarakat.
Ketua Paguyuban Alun-Alun Kota Batu, Puspita Herdisary atau akrab disapa Pipit, menyebutkan bahwa gelaran ini adalah wujud syukur atas makna kemerdekaan bangsa. Lewat kuliner dan budaya, masyarakat Batu menunjukkan jati dirinya: tetap menjaga tradisi namun tidak kehilangan daya saing di era modern.
Pipit yang tampil mengenakan pakaian adat Dayak, menegaskan bahwa Parade Karya Lestari adalah upaya mempromosikan alun-alun sebagai destinasi hiburan malam yang aman, nyaman, sekaligus berbudaya.
“PKL Fest menjadi langkah kami untuk meningkatkan kembali geliat pasar dengan berbudaya, menyuguhkan tampilan yang bagus, agar pengunjung merasa aman datang ke Batu,” ujar Pipit yang mengenakan pakaian adat Dayak.
PKL Fest Jadi Ikon Tahunan
Tahun 2025 menandai perjalanan tahun ketiga PKL Fest. Sejak awal kemunculannya, acara ini tumbuh menjadi ikon baru Kota Batu.
Di balik keramaian, tersimpan semangat membangun persaudaraan antar pedagang kaki lima, sekaligus memperkuat daya tarik wisata kota Batu yang dikenal sebagai “De Kleine Zwitserland” ini.
Pipit berharap, dukungan pemerintah daerah semakin besar agar acara ini bisa menjadi agenda resmi tahunan yang memiliki dampak lebih luas terhadap perekonomian rakyat.
“Harapan kami, PKL Fest menjadi agenda tahunan Kota Batu yang mampu membangkitkan kerukunan antar pedagang, meningkatkan keamanan, dan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung,” tambah Pipit.
Ragam Lomba Meriahkan Suasana
Panitia menggelar lomba kreasi PKL dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Para pedagang mengenakan busana adat Nusantara dan dinilai dari aspek kreativitas, orisinalitas, detail kostum, hingga ekspresi dan karisma. Selain itu, panitia juga menyelenggarakan lomba fashion show dan karaoke antar pedagang.
Salah satu pemenang PKL terfavorit, Kutniarsi pedagang bunga dari komunitas Mawar Bahagia, mengungkapkan rasa bangganya.
“Terima kasih pada panitia yang memilih saya menjadi pemenang. Saya bangga menjadi bagian dari pedagang Alun-Alun Kota Batu. Semoga kegiatan ini meningkatkan ekonomi pedagang dan menarik lebih banyak pengunjung ke Batu,” tandasnya.
Simbol Kerukunan dan Kreativitas
PKL Fest 2025 tidak hanya menyuguhkan ragam kuliner, tetapi juga menjadi simbol persatuan. Pedagang dari berbagai paguyuban berkolaborasi dalam suasana kebersamaan, sehingga Alun-Alun Kota Batu berubah menjadi panggung budaya, ekonomi rakyat, dan harmoni warga Batu.
PKL Fest adalah merajut harmoni. Di tengah perbedaan budaya, kuliner, dan latar belakang para pedagang, tersimpan tekad yang sama: menjaga persatuan dalam bingkai keberagaman.
Spirit Bhinneka Tunggal Ika tidak lagi sekadar semboyan, melainkan nyata dalam interaksi dan kerja sama mereka.
Parade Karya Lestari 2025 akhirnya bukan hanya perayaan kuliner lokal dengan cita rasa nasional, melainkan cermin dari identitas Kota Batu sebagai kota wisata yang ramah, berbudaya, dan penuh kerukunan.
Dengan semangat ini, PKL Fest tidak hanya menjadi pesta malam di alun-alun, melainkan juga lentera harapan bagi keberlangsungan ekonomi rakyat kecil dan pelestarian budaya bangsa.( Eno).