Pembangunan Nasional Kerap Terhambat Karena Data yang tidak sesuai Kondisi Riil

Spektroom - Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, dalam kunjungan kerja ke Kubu Raya, memberikan penekanan khusus soal pentingnya data akurat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah. Pembangunan nasional kerap terhambat karena data yang tidak sesuai dengan kondisi riil, katanya, Kamis (21/8/2025).
“Kalau data salah, maka program salah sasaran. Bahkan harga satuan proyek bisa tidak sesuai kondisi lapangan. Akhirnya, kontraktor kesulitan bekerja, proyek terbengkalai, bahkan bisa terjadi pemutusan kontrak,” katanya.
Ia menegaskan, data yang valid akan menentukan keberhasilan pembangunan.
“Mulai dari harga semen, besi, pasir, upah tukang, hingga kondisi tanah harus dihitung secara riil dan benar semua harus akurat. Kalau tidak, uang negara bisa terbuang percuma,” ujarnya.
“Jangan sampai kita membangun berdasarkan asumsi. Karena pembangunan yang salah sasaran bukan hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga membuat rakyat kecewa,” pungkasnya.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo dalam kesempatan yg sama menyampaikan Realisasi Progres
Normalisasi Sungai Kubu Raya Sudah Sentuh 100 Km, Bupati Sujiwo Dorong Lanjutan Program dan pengawasan pelaksanaannya sampai tuntas.
“Dimulai dari Sungai Ambawang sepanjang 38 km yang kami kerjakan dengan alat berat amfibi. Alhamdulillah progresnya bagus, dan manfaatnya sudah dirasakan warga. Air yang biasanya meluap kini mulai terkendali,” kata Sujiwo.
Sujiwo melaporkan bahwa Program normalisasi menyasar sungai lain, mulai dari Sungai Kapuas hingga Punggur, Sungai Raya Dalam, Sungai Malaya, hingga ke kawasan perumahan warga yang kerap dilanda banjir musiman. Menurut Sujiwo, perhatian pemerintah pusat melalui anggaran Rp50 miliar untuk tahun ini menjadi bukti keseriusan terhadap masalah banjir di Kubu Raya.
Meski demikian, Sujiwo menegaskan pekerjaan belum selesai. Masih banyak sungai lain yang menunggu normalisasi.
“Kalau banjir bisa kita atasi, otomatis produktivitas masyarakat meningkat. Bayangkan, petani kita sering gagal panen hanya karena sawah mereka terendam air. Normalisasi adalah solusi jangka panjang,” ujarnya.
Selain sungai, Sujiwo menyoroti kondisi dermaga di wilayah Kubu Raya yang sudah rusak parah.
“Dermaga Rasau Pinang Luar dan dermaga Parepare itu sudah membahayakan. Dermaga ini aset kementerian, tapi tidak pernah dirawat. Kalau dibiarkan, bisa menimbulkan korban. Saya mohon Komisi V membantu memperjuangkan perbaikannya,” tegasnya.