Pemerintah Percepat Huntara Bagi 147 Ribu Rumah Terdampak Bencana di Tiga Provinsi
Spektroom - Pemerintah mempercepat langkah pemulihan pascabencana banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga kini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 147.217 rumah mengalami kerusakan, mulai dari kategori ringan hingga berat. Data tersebut menjadi fondasi utama bagi perencanaan pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi masyarakat terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan pendataan rumah rusak dilakukan secara rinci dan terverifikasi sebagai bagian dari komitmen pemerintah memastikan proses pemulihan berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Data ini menjadi dasar penyusunan dan perencanaan pembangunan hunian, baik relokasi maupun pembangunan di lokasi eksisting, khususnya bagi rumah rusak ringan. Tentu kami diskusikan dengan pemerintah daerah dengan memperhatikan aspek mitigasi bencana, struktural maupun nonstruktural,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers, Selasa (16/12/2025) di Pusat Informasi dan Media Center di Kantor Gubernur Aceh.
Rumah dengan kategori rusak ringan masih memungkinkan untuk dibangun kembali di lokasi semula dengan penataan kawasan lingkungan yang lebih aman. Sementara rumah rusak berat dan yang berada di zona rawan akan diarahkan ke skema relokasi yang lebih layak dan aman.
BNPB bersama kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah tengah mempercepat proses pendataan lanjutan dan identifikasi lokasi hunian.
“Diharapkan pekan ini pendataan final, termasuk penentuan lokasi Huntara dan Huntap. Presiden mengarahkan proses dipercepat sehingga pembangunan bisa segera dimulai,” kata Abdul Muhari.
Secara rinci, di Provinsi Aceh tercatat 106.058 unit rumah terdampak banjir dan longsor. Rinciannya, 46.779 unit rusak ringan, 22.951 unit rusak sedang, dan 36.328 unit rusak berat. Tiga kabupaten dengan jumlah rumah rusak terbanyak adalah Aceh Utara sebanyak 36.964 unit, Aceh Timur 18.914 unit, dan Aceh Tamiang 10.720 unit.
Di Sumatera Utara, total rumah rusak mencapai 28.708 unit, terdiri atas 19.651 unit rusak ringan, 3.899 unit rusak sedang, dan 5.158 unit rusak berat. Dari jumlah rumah rusak berat tersebut, 1.068 unit dilaporkan hilang atau hanyut terbawa banjir. Wilayah dengan dampak terbesar meliputi Kabupaten Langkat 11.273 unit, Tapanuli Tengah 6.481 unit, dan Tapanuli Selatan 4.624 unit.
Di Sumatera Barat tercatat 12.451 unit rumah rusak, dengan rincian 6.933 unit rusak ringan, 2.959 unit rusak sedang, dan 2.559 unit rusak berat. Dampak paling signifikan terjadi di Kota Padang dengan 5.497 unit rumah rusak, disusul Kabupaten Padang Pariaman 3.490 unit dan Kabupaten Agam 1.540 unit.