Pemimpin yang Sukses dalam Organisasi
.1 Peran Kepemimpinan
Syamsurizal (2019) mengatakan bahwa peranan pimpinan dalam setiap organisasi sangatlah dominan dalam mengembangkan dan meningkatkan daya saing organisasi dan manajemen perubahan merupakan serangkaian proses yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan yang signifikan dapat dilakukan secara terkontrol dan sistematis untuk meningkatkan daya saing organisasi. Sementara itu Daswati (2012) bahwa berorganisasi atau berkelompok, sangat membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk berperan dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu para pemimpin pada sebuah organisasi sedapat mungkin berperan sebagai penentu arah bagi sumber daya manusia dan sedapat mungkin menjadi agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Berperan tidaknya seorang pemimpin dalam mensukseskan organisasi tercermin pada gaya kepemimpinan yang diterapkan untuk memengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan pengikutnya dengan maksud mampu membuat pengikutnya beraksi bersama-sama untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Maka suatu organisasi harus memiliki pemimpin dan mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat serta dapat melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Dengan manajemen kepemimpinan yang baik maka tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan lebih baik (Pramudyo, 2013). Sementara itu (Suprojo et al., 2014) mengatakan bahwa di era globalisasi ini dalam menjalankan roda organisasi, efektivitas kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan, sebab kepemimpinan merupakan aktivitas untuk memengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin merupakan faktor utama dalam meningkatkan kreativitas kinerja para pegawai, disamping itu juga pemimpin merupakan mobilitas penggerak tujuan yang akan dicapai dan akan memberikan bimbingan serta motivasi dalam suatu pekerjaan.
2. Perilaku Komunikasi Dalam Organisasi
Perilaku organisasi sebagai terjemahan dari Organizational Behavior, diartikan sebagai studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasiatau suatu kelompok tertentu. Kita mengenal lebih jauh tentang perilaku organisasi berarti kita mencoba untuk membuktikan adanya perubahan-perubahan fundamental dalam lingkup ilmu organisasi dan managemen dewasa ini. Organisasi dasar terhadap perilaku manusia makin dirasakan urgensinya bagi setiap managemen di tingkat manapun dengan tujuan praktis untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia itu memengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi. Menurut Pohan (2008:86) perilaku komunikasi organisasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.Manajemen Pendekatan Perilaku
Dalam pemikiran yang berkembang dalam disiplin manajemen, ada banyak pendekatan, salah satunya yang mendapat pengakuan luas dari para pakar psikologi organisasi dan manajemen modern adalah pendekatan keperilakuan (behaviorlism), yakni suatu aplikasi disiplin manajemen berdasarkan integrasi dari ilmu rekayasa, fisika analisa kuantitatif dan statistika.
b.Kepemimpinan dalam Organisasi
Sebuah proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi dan memberikan contoh terhadap bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Nilai positif perilaku kepemimpinan menurut Bowers dan Seashore (1966), meliputi:
1.Dukungan, perilaku yang memperkuat perasaan penting personal.
2.Kemudahan interaksi, perilaku yang memperkuat para anggota kelompok semakin akrab dan hubungan saling memuaskan.
3.Pencapaian tujuan, dimana perilakau yang membangkitkan semangat pencapaian tujuan kelompok atau prestasi optimal.
4.Kemudahan penyelesaian pekerjaan, perilaku yang menolong pencapaian tujuan melalui aktivitas seperti penjadwalan. Koordinasi perencanaan dan pengadaan sumber daya.
c.Manajemen Partisipatif
Pendekatan dalam menjalakan tindakan dalam perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui komunikasi interaktif sehingga terbangun pengertian dan kepercayaan antara pimpinan dan bawahan.
.3 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan atau style of leadership merupakan cara seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya atau menjalankan fungsi managemennya dalam memimpin bawahanannya. Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut (Mattayang, 2019):
1.Gaya Kepemimpinan Demokratis; Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam memengaruhi orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan di mana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan.
2.Gaya Kepemimpinan Delegatif; Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin dalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya.
3.Gaya Kepemimpinan Birokratis; Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan "Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku pemimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas.
4.Gaya Kepemimpinan Laissez Faire; Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yang cukup tinggi.
5.Gaya Kepemimpinan Otoriter/Authoritarian; Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh si pemimpin yang bergaya otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya sekedar melaksanakan tugas yang sudah diberikan. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas.
6.Gaya Kepemimpinan Kharismatik; Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar dari tipe kepemimpinan model ini dapat dianalogikan dengan peribahasa Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya.
7.Gaya Kepemimpinan Diplomatis; Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya.
8.Gaya Kepemiminan Moralis; Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunyai empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut.
9.Gaya Kepemimpinan Situasional; Inti dari teori kepemimpinan situasional ialah bahwa suatu gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik. Teori kepemimpinan situasional akan bertumpu pada dua konsep yang fundamental yaitu tingkat kesiapan/ kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.
10.Kepemimpinan Militeristik; Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya.
4. Karakter Pemimpin Dalam Organisasi
Kepemimpinan pada era sekarang dan yang akan datang harus menyadari perannya akan berubah secara nyata, menjadi lebih peka terhadap perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi. Untuk itu untuk mencari dan menempatkan seorang individu atau pihak tertentu sebagai pemimpin bukan perkara mudah. Diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai apa itu kepemimpinan, termasuk pemahaman konsep dan teori kepemimpinan dalam organisasi. Lima (5 ) karakter pemimpin:
1.Pencapaian(Achievment )
9Seorang Pemimpin harus fokus kepada pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Pencapaian ini harus sering dikomunikasikan kepada para bawahannya agar mereka selalu menyadari dan memiliki rasa tanggung jawab untuk mendukung pencapaian tersebut.
2.Ambisi (Ambition )
Karakter berikutnya dari seorang pemimpin adalah ambisi yang kuat untuk mencapai hasil yang terbaik, untuk diri sendiri, untuk teamnya maupun untuk organisasi. Ambisi yang besar dari seorang pimpinan adalah salah satu faktor penentu berhasilnya sebuah organisasi. Hindari memilih pemimpin dengan karakter ‘ýang penting tugas sudah dijalankan’
3.Energi (Energy)
Bagaimanapun untuk pencapaian terbaik dan ambisi yang besar dibutuhkan seorang pemimpin yang energik. Mempunyai tingkat mobilitas tinggi baik secara fisik maupun mental. Mobilitas tinggi secara fisik, misalnya bisa bergerak cepat dari suatu lokasi ke lokasi berikutnya, memimpin sebuah rapat ke rapat lainnya, menghadiri kegiatan sat ke kegiatan lainnya. Sedangkan mobilitas mental, diartikan sebagai kemampuan untuk memikirkan masalah sat uke masalah lainnya, menyelesaikan persoalan satu ke persoalan lainnya.
4.Kegigihan (Tenacity )
Dalam memimpin sebuah organisasi, akan banyak ditemui kendala dan persoalan-persoalan yang dihadapi. Rencana sudah disusun secara matang, team yang solid sudah dibentuk, tetapi ternyata pencapaian tidak sesuai dengan harapan. Seorang pemimpin harus mampu mengevaluasi kegagalan tersebut, dan bila perlu mengulang lagi prosesnya dari awal. Kegigihan untuk menyelesaian dan mendapatkan pencapaian terbaik adalah karakter dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin.
5.Inisiatif (Initiative)
Faktor lain yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin adalah inisiatif. Pemimpin tidak duduk dan menunggu sesuatu terjadi, mereka berkomitmen untuk membuat sesuatu terjadi. Dia harus membuat inisitiaf, melakukan sesuatu.