Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Capai 32 Persen, Bukti Nyata Dampak Hilirisasi dan Investasi Terarah

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara saat berkunjung ke PT. IWIP (Dok.IWIP)
Kepala BI Malut Kunjungi PT IWIP, Rabu 8/10/2025

Spektroom - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara tercatat mencapai 32,03 persen (yoy) pada triwulan II 2024, menjadikannya wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Bank Indonesia menilai capaian impresif ini didorong oleh pesatnya aktivitas industri pengolahan dan pertambangan, khususnya di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) yang kini berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kawasan Timur Indonesia.
Salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan tersebut adalah keberhasilan program hilirisasi industri mineral, terutama di sektor nikel, yang dijalankan oleh pelaku industri di kawasan industri Halteng. Investasi yang terarah dan berkelanjutan telah mendorong peningkatan kapasitas produksi, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat rantai pasok lokal yang memberi efek berganda bagi perekonomian masyarakat.
Menurut Muhammad Abdurrohim, Pengamat Kebijakan Luar Negeri Tiongkok, capaian ekonomi Maluku Utara menjadi bukti konkret bagaimana kerja sama ekonomi Indonesia–Tiongkok berkontribusi positif terhadap pembangunan daerah.
“Investasi Tiongkok di sektor pertambangan dan pengolahan mineral di Maluku Utara menjadi contoh nyata kemitraan ekonomi yang produktif,” ujarnya. Namun, yang paling penting adalah memastikan kerja sama ini tidak hanya menguntungkan dari sisi makro, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal, mulai dari lapangan kerja, peningkatan keterampilan, hingga pembangunan infrastruktur sosial.
Abdurrohim menambahkan, tren pertumbuhan tinggi di Malut seharusnya dijadikan momentum untuk memperdalam strategi hilirisasi yang inklusif dan berorientasi jangka panjang. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara efisiensi ekonomi dan keberlanjutan sosial-lingkungan dalam setiap proyek investasi.
“Pemerintah bersama mitra Tiongkok perlu memperkuat kebijakan agar penyerapan tenaga kerja lokal meningkat, kapasitas SDM diperkuat, dan UMKM lokal terlibat dalam rantai pasok industri. Dengan begitu, manfaat ekonomi bisa dirasakan lebih merata,” tegasnya.
Sementara itu, Ahmad Anwar, Pengamat Hubungan Internasional sekaligus alumnus Renmin University of China, menilai bahwa keberhasilan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tidak hanya menjadi indikator kinerja ekonomi semata, tetapi juga refleksi keberhasilan kebijakan hilirisasi nasional yang mulai menunjukkan hasil nyata.
“Hilirisasi di sektor nikel telah membawa perubahan struktural yang signifikan. Indonesia tidak lagi hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi kini mulai menguasai rantai nilai industri,” ujar Ahmad. “Halmahera Tengah adalah contoh bagaimana kebijakan industri nasional dapat berpadu dengan investasi asing secara konstruktif.”
Ahmad juga menyoroti arah kebijakan pembangunan Tiongkok yang menekankan pertumbuhan ekonomi berkualitas dan berbasis lingkungan. Ia menilai bahwa semangat pembangunan berkelanjutan yang kini dikembangkan di Indonesia memiliki kesamaan arah dengan visi pertumbuhan hijau yang sedang digalakkan di Tiongkok.
“Kedua negara kini berada pada jalur yang sama dalam membangun ekonomi hijau. Indonesia bisa belajar dari pengalaman Tiongkok dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, tanggung jawab sosial, dan perlindungan lingkungan,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Deky Tetradiono, Senior External Relation Manager Weda Bay Project, menyampaikan bahwa IWIP dan Weda Bay Nickel (WBN) berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi daerah dan masyarakat sekitar.
“Melihat tren pertumbuhan ekonomi di Halmahera Tengah yang terus meningkat, kami lebih berharap agar IWIP dan WBN dapat membawa manfaat ekonomi yang luas, inklusif, dan berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus mendukung program hilirisasi nasional,” ungkapnya.
Deky menegaskan bahwa IWIP bersama WBN berupaya memastikan setiap aktivitas industri tidak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan.
“Kami berkomitmen untuk terus berperan sebagai mitra pembangunan daerah, mendukung penguatan kapasitas tenaga kerja lokal, pemberdayaan UMKM, serta inisiatif pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan visi pemerintah,” tambahnya.
Ke depan, kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional diharapkan dapat menjadikan Maluku Utara sebagai model keberhasilan hilirisasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia Timur. Pertumbuhan ekonomi yang melesat ini membuktikan bahwa hilirisasi dan investasi terarah mampu menjadi katalis transformasi ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, keberhasilan Maluku Utara diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan industri berdaya saing tinggi yang berpihak pada kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan.

Berita terkait