Proyeksi Fundamental dan Trend Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2026 Ada Indikasi Positif
Spektroom - Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menghadiri acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 dengan tema “Tangguh dan Mandiri : Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan” bertempat di Graha Bhasvara Icchana Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jum'at (28/11/2025).
Pada pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kondisi ekonomi Indonesia yang sesungguhnya cukup menjanjikan di tengah tantangan global yang penuh ketidakpastian.
Dimana, menurut Presiden terjadi perang dagang, perang ekonomi terjadi persaingan keras untuk hegemoni global, dimana di tengah tanda-tanda optimis bahwa konflik peperangan besar sudah bisa kelihatan, dapat diselesaikan namun muncul juga kondisi-kondisi ketegangan di tempat-tempat lain.
"Jadi di tengah ini semua, kondisi perekonomian kita yang tadi dipresentasikan oleh Menteri Koordinator Ekonomi dan Gubernur BI saya kira cukup memberi rasa optimisme bagi kita sekalian" tandas Presiden.
Presiden juga mengakui, sebagai penerima mandat dari rakyat, merasa bahwa dalam satu tahun pemerintahannya ternyata telah membuktikan kepada seluruh rakyat Indonesia hasil-hasil nyata yang cukup bisa dibanggakan.
Sementara sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa dalam kenyataannya, proyeksi fundamental dan trend pertumbuhan ekonomi di tahun 2026 menunjukkan hal yang positif, yang dibuktikan dengan 5 indikator.
Hal ini ditunjukkan pada Indikator, peningkatan konsumsi masyarakat menurut Mandiri Spending Index (MSI), Indeks ini menggunakan data transaksi mingguan dan bulanan untuk melihat tren konsumsi secara keseluruhan, termasuk perbandingan dengan periode sebelumnya.
Kemudian peningkatan investasi dari Januari sampai September sebesar Rp. 1.434 triliun atau tumbuh 13,7 % secara year-on-year. Dan tentunya ke depan peran investasi danantara akan mulai terasa.
Selanjutnya, percepatan realisasi belanja pemerintah per 24 November, belanja kementerian lembaga Rp.1.109 triliun dan program prioritas presiden Rp213 triliun.
"Dari aspek monetar, sepanjang tahun 2025, Bank Indonesia telah memotong 125 basis point, sehingga BI Rate turun menjadi 4,75 % dan ini mendorong kredit usaha dan belanja" tandas Menko Perekonomian.
Diforum yang sama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kedepan mengajak memperkuat sinergi transformasi struktur ekonomi berbasis sumber daya alam dan ekonomi kerakyatan.
"Bersatu kita tangguh dan mandiri, sinergi dalam lima area penting. Pertama, memperkuat stabilitas dan mendorong permintaan. Kedua, hilirisasi, industrialisasi, dan ekonomi kerakyatan. Ketiga, meningkatkan pembiayaan dan pasar keuangan. Keempat, akselerasi ekonomi keuangan digital nasional dan kelima, terjasama investasi dan perdagangan internasional" rincinya.
Menurut Perry Warjiyo, stabilitas sangat penting bagi negara manapun untuk tumbuh tinggi dan berdaya tahan. Stabilitas yang dinamis, harga-harga terkendali, rupiah stabil, ekonomi bergerak cepat, dan rakyat mendapat manfaat.
"Itulah sumitronomis, sinergi fiskal moneter semakin diperkuat dalam menjaga stabilitas, stimulus mendorong permintaan, penerbitan SBN oleh pemerintah, pembelian SBN oleh Bank Indonesia di pasar sekunder, juga pengelolaan DHE SDA (Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam)" tuturnya.
Untuk diketahui, agenda utama PTBI adalah penyampaian asesmen Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian nasional, tantangan yang dihadapi, dan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, juga diwarnai dengan penganugerahan BI Award 2025.(@Ng).