Rakor Pengendalian Inflasi, Dirangkai Dengan Pelaksanaan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan

Spektroom - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) dipimpin Penjabat (Pj) Sekdakab Tubaba, Perana Putera, S.H., M.H. mengikuti rapat Koordinasi pengendalian inflasi tahun 2025, secara virtual dari Ruang Kerja Sekretaris Daerah, Selasa (16/9/2025) di Pemkab setempat.
Sedangkan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2025 yang dirangkai dengan Evaluasi Dukungan Pemerintah Daerah dalam Program 3 Juta Rumah Serta Pelaksanaan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, berlangsung di Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jakarta Pusat.

Pada Rakor TPID tersebut dipaparkan Pelaksanaan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Dr. Wihaji, M.Ag, M.Pd.

Kementerian kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) adalah transformasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), memiliki Tupoksi berkenaan dengan siklus kehidupan yang berpengaruh juga terhadap kondisi ekonomi, termasuk inflasi.

Menurut Wihaji Kemendukbangga konsentrasi pada penduduk dari hulu sampai hilir, termasuk membangun keluarga hingga mencapai taraf sejahtera.
Jumlah penduduk Indonesia per Juni 2025 mencapai 286.693.693 jiwa, terdiri dari 72. 182.782 Keluarga, 40.434.001 adalah pasangan usia subur, 11.539.365 keluarga dengan kepala keluarga perempuan.
Sedangkan Keluarga memiliki anak 0 - 23 bulan ada 3.564.378, untuk keluarga yang memiliki Anak usia 24 - 59 bulan tercatat 8.801.625 keluarga.
Sementara keluarga yang memiliki anak remaja 10 - 25 tahun ada 3.602.143, kemudian 21.157.348 adalah keluarga yang memiliki individu berusia diatas 60 tahun.
"Saat ini ada 286 juta penduduk Indonesia atau 72 juta keluarga inilah yang menjadi tanggung jawab saya selaku menteri, untuk menangani calon pengantin hingga lansia, yang nanti perspektifnya adalah semuanya kembali ke keluarga" terang Wihaji.
Cita Cita Indonesia Emas 2045
Sementara diforum yang sama Mendagri M. Tito Karnavian menyampaikan cita cita Indonesia Emas 2045, bahwa Indonesia menjadi negara maju, dengan income perkapita minimal $ US 14.000 per orang, sangat mungkin tercapai, seperti diprediksi oleh banyak lembaga keuangan dunia seperti World Bank, karena Indonesia memiliki kriteria untuk bisa mewujudkannya.

"Intinya negara maju harus memenuhi kriteria kuat di bidang ekonomi, terutama produksi ekonomi, karena jika bisa memproduksi massif, akan menjadi negara maju, serta memiliki angkatan kerja yang besar ini dan mampu menguasai produksi, pasti akan mendominasi" terang Mendagri.
Tito Karnavian juga menekankan Indonesia diperkirakan bisa menempati urutan ke 4 atau ke lima 5 dari negara maju.
Selain angkatan kerjanya besar, juga memiliki Wilayah luas yang mampu menampung angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi, atau Sumber Daya Manusia.
"Dan yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki sumber daya alam yang melimpah yang akan kita jadikan bahan produksi, serta wilayah yang luas untuk menampung mesin produksi ditambah dengan posisi geografis"
Menurut Tito Karnavian ada beberapa negara yang memiliki tiga kriteria tersebut yakni urutan pertama adalah Republik Rakyat Cina (RRC), kedua India dan Amerika Serikat negara nomor 3 memiliki wilayah yang luas, jumlah penduduk besar kemudian sumber daya melimpah.
"Selain Indonesia termasuk di antaranya Meksiko dan Brazil memiliki wilayah yang luas dan angkatan kerja besar. Namun tidak untuk Singapura, tidak akan bisa menjadi negara dominan, karena tenaga kerja kecil, mesin produksinya kecil, kemudian sumber daya alamnya hampir tidak ada serta luas wilayahnya kecil." tutup Mendagri.(@Ng).