Scroll Sampai Larut: Kebiasaan ‘Balas Dendam Waktu Bebas’ yang Bikin Remaja Tumbang
Spektroom – Fenomena begadang karena scrolling merajalela di kalangan remaja. Malam yang harusnya jadi waktu istirahat berubah jadi ajang balas dendam waktu bebas. Efeknya? Fokus ambyar, emosi naik-turun, dan tubuh gampang tumbang. Cerita dari kampus, sekolah, dan rumah sudah cukup buat nunjukkin bahwa masalah ini bukan sekadar “kebiasaan kecil”.
Ngantuk saat belajar, sinyal bahwa ada yang ggak beres. Dosen FKIP UMP Karyanti, M.Pd jadi saksi langsung betapa scrolling larut malam mulai menggerogoti energi mahasiswa.
“Di jam kuliah selalu ada yang mengantuk, sulit fokus, dan prestasinya menurun. Secara emosional mereka juga lebih cemas dan gampang tersulut,” jelasnya, Rabu (26/11/2025).

Di sekolah pun sama, tak pandang siswa atau siswi. Kasus kelas VII di Palangka Raya kita panggil Ramli jujur blak-blakan : " gumamnya sering nunda lima menit lagi, tahu-tahu hampir sejam. Besoknya saya ngantuk berat di sekolah.” ungkapnya. Dari sisi lain, ada Siti Rahmah mengaku, “HP itu kayak magnet. Udah disuruh tidur, tetap nyala. Besok pagi pasti lesu dan susah bangun.” keluhannya
Kenapa Banyak Remaja ‘Balas Dendam’ di Malam Hari? Karyanti mengutip psikolog perkembangan Dr. John Doe menjelaskan bahwa fenomena ini punya nama: revenge bedtime procrastination. “Ini bentuk prokrastinasi emosional. Remaja merasa perlu mencuri waktu pribadi setelah seharian penuh tuntutan. Ponsel menyediakan hiburan instan yang sulit dilepaskan.” ungkapnya.
Dan lagi FOMO cuma bikin situasinya makin liar. "Arus informasi yang cepat membuat remaja merasa harus update terus terhubung. Itu memperkuat kebiasaan begadang,” jelasnya. Cahaya Biru: Kecil, Tapi Efeknya Nyerang Langsung ke Kualitas Tidur. Layar ponsel memancarkan cahaya biru yang bikin hormon melatonin turun dan ritme tidur kacau.

Pakar psikologi kesehatan Dr. Jane Smith menegaskan,
“Cahaya biru membuat tidur jadi dangkal dan tidak menyegarkan. Dampaknya bisa meningkatkan kecemasan dan suasana hati yang tidak stabil.”
Psikolog klinis Dr. Richard Brown ikut menambahkan,
“Kurang tidur mengacaukan fisik dan emosi remaja. Kecemasan naik, mood melemah, dan stres jadi susah dikelola.”
Solusi yang Masuk Akal: Atur Pola, Bukan Marahin Ponselnya. Para ahli sepakat bahwa solusi harus realistis dan dilakukan pelan-pelan; batasi layar sebelum tidur, Coba digital detox ringan, Juuhkan ponsel dari kasur, Biasakan rutinitas tidur yang konsisten,
Ahli terapi perilaku kognitif Dr. Alice Green berkata,
“Waktu layar perlu diatur dan rutinitas tidur harus dibuat jelas agar remaja punya kebiasaan yang lebih sehat dan Rutinitas tidur yang stabil akan membantu ritme sirkadian bekerja seperti seharusnya.”
Dr. Doe menutup dengan kalimat sederhana, “Tidur bukan musuh. Tidur cukup bikin emosi stabil, fokus meningkat, dan tubuh lebih segar.”
Pada akhirnya, para ahli sepakat bahwa edukasi digital dan dukungan keluarga jadi benteng utama. Tidur gak kalah penting dari sekedar notifikasi.
Seperti diingatkan Dr. Smith,
“Edukasi digital penting agar remaja bisa mengelola teknologi tanpa mengorbankan kesehatan.”
Masalah scrolling malam memang kelihatan sepele, tapi efeknya nyata. Begitu pola tidur kembali normal, hidup juga ikut lebih stabil: energi gak cepat habis, fokus tajam, mood lebih damai. Kadang yang dibutuhkan cuma satu langkah sederhana taruh HP, matikan layar, dan biarkan tubuh istirahat.// (Polin – Olivia)
Editor. : Biantoro.