Sepuluh Negara Kumpul di Banyuwangi Belajar Kesiapsiagaan Gempa

Sepuluh Negara Kumpul di Banyuwangi Belajar Kesiapsiagaan Gempa
10 Negara Kumpul di Banyuwangi Belajar Kesiapsiagaan Gempa. Sumber Foto: PMI Jatim

Spektroom – Kabupaten Banyuwangi Kembali menunjukkan daya tariknya bagi mancanegara. Kali ini, sebanyak 10 anggota Palang Merah dari berbagai negara mengunjungi Banyuwangi. Mereka tertarik dengan progam kesiapsiagaan gempa (earthquake readiness/EQR) yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Mereka berasal dari Bangladesh Red Crescent Society (BDRSC), German Redcross, Hongkong Redcross, American Redcross, Palang Merah Indonesia (PMI) pusat dan Delegasi International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) Indonesia.

Selama tiga hari mereka melakukan studi tentang berbagai program kebencanaan, terutama gempa dengan langsung terjun ke sejumlah desa untuk melihat program EQR yang telah dijalankan. 

“Ada 10 palang merah dari berbagai negara ke Banyuwangi untuk tempat studi kesiapsiagaan bencana gempa. Ini kesempatan bagi PMI Banyuwangi untuk saling sharing program-program penanganan bencana lainnya juga,” kata Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono. 

Wabup sekaligus Ketua PMI Banyuwangi Mujiono menjelaskan bahwa PMI Banyuwangi mulai menjalankan Program EQR di tahun 2019-2021 dengan dukungan dari American Redcross. Awalnya program ini merupakan program kesiapsiagaan gempa di wilayah perkotaan.

Program dilaksanakan dengan edukasi kebencanaan dan membentuk kelompok siaga berbasis masyarakat (SIBAT), pelatihan retrofitting yakni penguatan rumah agar tahan gempa tanpa membongkar bangunan utama kepada para tukang bangunan serta pembangunan rumah retrofitting.

“Program tersebut berlangsung selama tiga tahun mulai 2019-2021,” kata Mujiono dalam laman PMI Jatim, Jumat (19/9/2025). 

Guna menjaga keberlangsungan program, Program EQR dilanjutkan oleh PMI Banyuwangi dengan dukungan Pemkab. Program ini dilanjutkan setiap tahun mulai 2023 sampai sekarang di tahun 2025.

“Bahkan, sejak beberapa tahun lalu penanganan kebencanaan tidak hanya fokus di wilayah perkotaan saja. Namun telah menyasar wilayah rawan gempa lainnya,” kata Wabup Banyuwangi. 

Mohamed Rezaul Karim, dari Bangladesh Red Crescent Society mengatakan ia sangat tertarik dengan kolaborasi antara PMI dan pemerintah. Ini sangat menginspirasi dirinya untuk bisa dilakukan juga di negaranya.

“Kami melihat adanya kerja sama yang baik antara PMI dan Pemkab dalam menjalankan program. Kami di Bangladesh tidak seperti itu, apa yang dilakukan Banyuwangi perlu dicontoh,” ujar Karim.

Shelter Advisor dari Delegasi IFRC Indonesia, Wahyu Widianto menyampaikan Banyuwangi menjadi daerah yang dipilih untuk dikunjungi karena memiliki program yang dinilai sukses dan bisa dijadikan rujukan belajar.

“Kami membawa rombongan Palang Merah dari berbagai negara ini karena di Banyuwangi ada hal baik yang bisa dipelajari,” ujar Wahyu.

Sumber : Diskominfo Jatim

Berita terkait

Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke-97, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Pemuda Pemudi Berdaya dan Tangguh

Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke-97, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Pemuda Pemudi Berdaya dan Tangguh

Spektroom – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke- 97 Tahun 2025 yang digelar di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (28/10/2025). Dalam momentum bersejarah tersebut, Gubernur Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bersama-sama mewujudkan Generasi Muda yang Berdaya , Tangguh dan

Agus Suyono, Rafles