Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Stunting bagi Pengurus OSIS SMA/SMK/MA
Pernikahan dini berisiko tinggi pada kesehatan reproduksi, psikologis, serta ketidakmatangan ekonomi keluarga.
Spektroom - Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Jember menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Stunting bagi pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA/SMK/MA se-Kabupaten Jember, bertempat di Aula Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jember Jawa Timur, pada Selasa (11/11/2025).
Kegiatan ini bertujuan menanamkan kesadaran dan tanggung jawab kolektif generasi muda sebagai agen edukasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Dalam sesi pemaparan materi, Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera DP3AKB Jember, Diana Ruspita Malasari, S.KM., menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak dapat dilepaskan dari kesiapan calon orang tua, baik secara fisik, mental, maupun ekonomi.
“Pernikahan dini berisiko tinggi pada kesehatan reproduksi, psikologis, serta ketidakmatangan ekonomi keluarga. Dampaknya bisa berujung pada kurangnya pemenuhan gizi pada seribu HPK sehingga meningkatkan potensi stunting. Karena itu, keluarga berencana adalah langkah strategis untuk memastikan keluarga siap dalam membangun generasi yang sehat,” jelas Diana.
Lebih lanjut, Diana menekankan bahwa remaja memiliki peran vital sebagai duta perubahan perilaku, terutama dalam hal peer education yang efektif untuk menyebarkan pesan kesehatan reproduksi yang benar di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Pemkab Jember Edy Budi Susilo mengatakan, kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi teoritis, tetapi juga mengajak peserta untuk terlibat dalam diskusi interaktif, simulasi, dan refleksi kritis mengenai fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekitar, terutama maraknya pernikahan usia muda dan pola makan yang kurang seimbang pada remaja.

Edy Budi Susilo menegaskan komitmennya untuk mendorong peran pelajar sebagai pelopor kampanye hidup sehat, penguatan literasi kesehatan, serta gerakan keluarga berencana yang berkelanjutan.
“Ketika remaja diberdayakan sebagai subjek pembangunan, maka lahirlah generasi yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga tangguh secara intelektual, emosional, dan moral,” ungkap Edy.
Edi mengatakan, membangun Indonesia Emas 2045 dimulai hari ini, dimulai dari keluarga, dimulai dari sekolah, dimulai dari kesadaran bahwa seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah pertaruhan peradaban.
“Jember memilih bergerak, dan generasi muda berada di garis depan perubahan itu menuju Jember Baru Jember Maju,” pungkasnya.(Budi S)