Stunting, Bukan Hanya Soal Gizi, Namun Tentang Masa Depan Generasi Muda.

Stunting, Bukan Hanya Soal Gizi, Namun Tentang Masa Depan Generasi Muda.

SPEKTROOM.ID - Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, berdampak pada tumbuh kembang fisik dan juga kemampuan otak anak.

Jika tidak diatasi dengan serius, maka yang terganggu bukan hanya fisik saja, tetapi juga tingkat kecerdasan, produktivitas, dan bahkan daya saing bangsa ke depan.

Wakil Gubernur Jihan Nurlela saat membuka Penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Provinsi Lampung Tahun 2025, menyebutkan bahwa stunting adalah musuh bersama, ancaman besar bagi negara.

Masalah stunting, kata Wagub Jihan Nurlela, bukan hanya urusan gizi semata, tetapi menyangkut masa depan generasi muda, anak-anak Lampung yang kelak akan menjadi pemimpin, inovator, dan penggerak pembangunan.

"Kita harus menyamakan prinsip bersama bahwa stunting menjadi ancaman besar bagi negara dan peradaban kita, karena bila stunting terus menggerogoti generasi muda kita maka akan rusaklah generasi kita karena tidak ada peradaban yang baik, tidak ada SDM yang berkualitas karena stunting tetap eksis di tengah-tengah kita," ujar Wagub diruang rapat Alimudin Bappeda Propinsi Lampung, Kamis (03/07/2025).

Menurut Wagub, Prevalensi stunting di Provinsi Lampung terus menurun dari 26,264 % di tahun 2019, hingga menjadi 14,94 % di tahun 2023, dan akibatnya menjadi provinsi terendah keempat prevalensi stuntingnya di Indonesia.

"Namun patut kita syukuri, di tahun 2024 terjadi peningkatan prevalensi stunting di Provinsi Lampung menjadi sebesar 15,95 %, atau meningkat dari tahun 2023." ujar Wagub Jihan

Hal ini termuat dalam rilis Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Peningkatan juga terjadi pada 10 Kabupaten/Kota dengan peningkatan tertinggi tercatat sebesar 8,5 xx.

Sedangkan 5 Kabupaten lainnya mengalami penurunan, yaitu Way Kanan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Lampung Barat, dengan penurunan terbesar ada di Kabupaten Way Kanan dengan penurunan 8,8” dari tahun sebelumnya.

Wagub berharap, kegiatan penilaian ini dapat berjalan lancar dan objektif. Wagub juga berharap kepada Tim Penilai agar dapat memberikan penilaian secara jujur dan profesional, serta menyampaikan rekomendasi yang konstruktif. (@Ng)