Sumpah Pemuda, Kami Hanya Satu : Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia
Spektroom - Berkaca pada sejarah, rupanya persiden RI pertama, Ir. Soekarno pernah menyampaikan petuah mengenai Hari Sumpah Pemuda.
Pidato Bung Karno soal Sumpah Pemuda ini disampaikan di Semarang dan menjadi salah satu pidato spektakuler yang pernah ucapkannya.
Potongan pidato Bung Karno dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda kala itu, menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa "satu bahasa, satu tanah air, satu bangsa" sebagai alat utama untuk melanjutkan dan mencapai cita-cita revolusi dan kemerdekaan Indonesia.
"Hei pemuda pemudi Indonesia, berapa jumlahmu, jawablah "Kami Hanya Satu" mari kita berjalan terus dengan alat persatuan Indonesia Satu Bahasa, Satu Tanah Air, Satu Bangsa Indonesia. Bersama sama kita lanjutkan revolusi ini"
Ya.....demikianlah, Kongres Pemuda Indonesia adalah momen bersejarah yang melahirkan tiga komitmen besar terkait cita-cita bangsa. Karena itu, setiap kali upacara Hari Sumpah Pemuda dibacakan teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928.
Sumpah Pemuda termasuk alam bagian dari Keputusan Kongres pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928. Hasil rapat kala itu melahirkan ikrar yang menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia".
Keputusan tersebut menjadi azas bagi setiap perkumpulan kebangsaan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di saat rapat. Sejak saat itu, teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928 selalu dibacakan saat upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Tahun ini Sumpah Pemuda telah memasuki usia 97 tahun, mengutip sambutan Kemenpora, Bangsa Indonesia saat ini sedang menanti bangkitnya anak-anak muda dalam momentum bonus demografi untuk membangun masa depan bangsa.
Semangat ini selaras dengan arah pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 - 2029 dan Asta Cita Presiden yang menempatkan generasi muda sebagai subjek utama pembangunan manusia yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing global.
Pemuda diharapkan menjadi motor penggerak perubahan dan bagian dari fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Wajah Indonesia memang tidak sedang baik baik saja, terkoyak persoalan korupsi, kemiskinan, pengangguran, narkoba, pornografi, hoaks, ujaran kebencian serta sejumlah problem bangsa lainnya.
Namun semua itu bukan menjadi alasan bagi para pemuda untuk berhenti dan pesimis menatap masa depan Indonesia. Selain kritis, pemuda dituntut untuk tetap optimistis dalam menbangun bangsa.
Hal ini sejalan dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia dalam RPJMN yang menekankan penguatan karakter, produktivitas, dan daya saing generasi muda.
Mengawal perjalanan bangsa dengan membangun optimisme kolektif itulah mestinya yang menjadi ruh perjuangan pemuda, sekaligus mengantisipasi gejala pesimisme massal.
Pada ruang kosong inilah setiap pemuda dituntut harus tetap kritis dalam mengawal perjalanan bangsa, tetapi juga optimistis menatap masa depan Indonesia.
Gerakan kepemudaan yang inklusif dan integral harus mencerminkan gerakan moral, gerakan intelektual, dan semangat membangun harapan bersama.
Hal ini juga mencerminkan semangat transformasi sosial yang diusung dalam Asta Cita melalui penguatan peran masyarakat, termasuk generasi muda.
Sekali lagi, Berapa Jumlahmu Hei pemuda? Jawabnya tetap, Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa: INDONESIA.....(@Ng).
(Dari berbagai sumber)