Tanaman Demplot Jagung Milik Pemkab Landak Tumbuh Subur dilahan Kategori Kritis

Spektroom - Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa, MH mengatakan dari total 20 hektare lahan yang tersedia, saat ini total lima hektare lahan yang sudah ditanam jagung.
Hal itu dikatakan Bupati Karolin saat melakukan pemantauan lahan Demplot jagung milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak di lahan tumpang sari milik Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional V, Dusun Tenggalong, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat pada Rabu, (06/08/2025)
Karolin menjelaskan, masa tanamnya kurang lebih 60 hari, lahan yang kita gunakan adalah lahan dari perkebunan PTPN yang sebelumnya ditanami sawit.
” Karena merupakan lahan replanting tanaman sawit, maka pada lahan ini sebelum ditanami jagung terlebih dahulu dilakukan revitalisasi dengan pupuk organik,” jelas Bupati.
Dia mengatakan, ini bagian dari demplot yang kita coba, mudah-mudahan nanti ada para petani yang tertarik untuk mengembangkan jagung.
Bahkan di lahan-lahan kritis bisa kita kembangkan, bisa optimal tentunya dengan penanganan mulai dari persiapan lahan.
Meski merupakan lahan yang masuk kategori kritis, namun tanaman jagung yang ada mampu tumbuh subur dengan batang dan buah yang rata-rata berukuran cukup besar, bahkan lebih dari satu bongol jagung.
Karolin berharap kondisi cuaca bisa mendukung hingga nanti masa panen, sehingga tanaman dan buah jagung bisa tumbuh maksimal.
Sebab dengan kondisi hujan yang tidak turun selama dua pekan lalu cukup mempengaruhi perkembangan tanaman.
“Namun demikian secara umum hasilnya sepertinya masih oke. Nanti kita lihat di bulan September berapa hasil panennya,” kata Karolin.
Dengan kondisi terkini tanaman dari pemantauan, Karolin berharap panen nanti bisa mencapai lima hingga enam ton per hektare.
“Harapan saya paling lima, enam ton masih dapat per hektare, ini di lahan kritis ya. Karena ini bukan lahan yang sebenarnya untuk jagung. Disini ketinggian tanah, jenis tanah berbeda dengan Bengkayang,” harap Karolin.
Disampaikan Karolin, selain cuaca banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi tanaman. Termasuk ketinggian, kondisi tanah dan lain-lain.
“Namun masih bisa dengan beberapa penanganan ekstra,” tutup Karolin.