Unesa dan Warga Paciran Bergerak: Sarasehan Pancasila dan Konservasi Cemara Laut Demi Desa

SPEKTROOM. ID – Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang ditempatkan di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, menggelar dua kegiatan penting dalam rangka membangun desa berlandaskan nilai Pancasila dan kepedulian lingkungan hidup, Sabtu-Minggu (14–15 Juni 2025).
Pada Sabtu (14/6), para mahasiswa menggelar Sarasehan Pancasila bertajuk "Implementasi Nilai Asta Cita: Membangun dari Desa Melalui Inovasi Keberlanjutan Nira Berbasis Nilai-Nilai Pancasila."
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Paciran ini mengusung tema “Dari Kita, Oleh Kita — Mengelola Alam Demi Masa Depan Desa” dan menghadirkan narasumber Ahmad Nizar Hilmi, S.AP., MPA., C.C.D.
Sarasehan tersebut membahas isu strategis terkait kelestarian pohon siwalan dan lingkungan pesisir yang semakin terdampak akibat perubahan fungsi lahan dan minimnya perhatian pemerintah terhadap para petani nira.
Diungkapkan, keberadaan pohon siwalan di Paciran kian tergerus sejak dekade 90-an dan hanya tersisa 25% pada tahun 2019. Selain karena alih fungsi menjadi kawasan industri dan pemukiman, produktivitas nira juga menurun saat musim hujan karena kualitas air yang bercampur air hujan.
Kegiatan ini turut dihadiri seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK, karang taruna, kepala sekolah, hingga Rukun Nelayan. Peserta sarasehan menyoroti pentingnya keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam mendukung produksi nira, pengemasan produk lokal, dan pelestarian pohon siwalan sebagai identitas ekologis dan ekonomi Paciran.
Keesokan harinya, Minggu (15/6), mahasiswa KKN Unesa melanjutkan program konservasi dengan Penanaman Cemara Laut yang dipusatkan di halaman Masjid Baitul Jannah, kawasan Watu Bolo, Paciran. Program konservasi ini diikuti oleh elemen masyarakat seperti Rukun Nelayan Paciran, karang taruna, UPT Perikanan, PR GP Ansor, IPNU, PM, hingga PC IPM.
Sebanyak 100 bibit cemara laut ditanam di pesisir sebagai langkah nyata pelestarian lingkungan sekaligus pencegah abrasi pantai. Kegiatan ini diawali dengan survei lokasi dan pemetaan area rawan abrasi.
Penanaman dilakukan mengikuti panduan teknis yang dijelaskan Ketua Rukun Nelayan, Mukhlisin, yakni membuat lubang sedalam 20–30 cm, jarak antar pohon 1–3 meter, serta penggunaan penyangga untuk menjaga kelurusan pertumbuhan pohon.
Konservasi ini bukan hanya sebagai upaya hijau semata, tetapi juga simbol komitmen generasi muda dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam desa. Cemara laut dikenal sebagai benteng alami yang mampu menahan gelombang pasang, mencegah erosi, menyerap karbon, serta memperbaiki kualitas udara dan estetika kawasan pesisir.
Kegiatan ini mencerminkan sinergi antara nilai-nilai Pancasila, pelestarian alam, dan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan desa tangguh dan berdaya.
Reporter: Agus Suyono
Editor: Buang Supeno