Wartawan Radio di Kalbar Dinilai Tangguh, Tantangan Kuasai Media Digital dan Analisis Isu Lokal
Spektroom – Semangat dan karakter lapangan wartawan radio di wilayah Kalimantan Barat mendapat apresiasi dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan RRI Korwilnus IX.
Penilaian tersebut dikemukakan oleh Soleman Yusuf salah seorang Penguji Kopetensi UKWR Korwilnus IX Kalimantan Barat, Senin (27/20/2025) pagi.
Meski bekerja dalam berbagai keterbatasan, para jurnalis radio di daerah ini dinilai tetap menjaga idealisme dan tanggung jawab profesinya sebagai penyampai informasi yang akurat dan mendidik.
“Kalau kami cermati hasil uji kompetensi di Korwilnus IX RRI Kalimantan Barat, saya melihat para wartawan di sini punya semangat dan karakter lapangan yang kuat. Mereka terbiasa bekerja dalam keterbatasan, tapi tetap berpegang pada idealisme.” jelas Soleman.
Dari sisi teknis jurnalistik, kemampuan menulis naskah berita, mengolah suara, hingga memahami kode etik jurnalistik, sebagian besar peserta sudah menunjukkan kompetensi yang baik.
Namun, tantangan baru kini muncul seiring perkembangan zaman.
“Yang perlu terus diperkuat adalah penguasaan terhadap New media dan kemampuan melakukan verifikasi cepat di tengah derasnya arus informasi digital,” lanjutnya.
“Selain itu, wartawan radio juga perlu memperdalam analisis isu lokal agar berita yang disiarkan tidak sekadar informatif, tapi juga kontekstual dan mencerdaskan,” katanya
Uji kompetensi ini tak hanya dipandang sebagai syarat administratif untuk mendapatkan sertifikat.
Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi cermin tanggung jawab lembaga penyiaran publik dalam menjaga mutu informasi dan profesionalisme wartawan di lapangan.
“Harapan kita, hasil uji kompetensi ini melahirkan wartawan radio yang lebih profesional, adaptif terhadap teknologi, dan tetap berpegang pada nilai etik,” jelasnya.
Ia menambahkan, target lembaga penyiaran publik kini semakin jelas: memastikan setiap wartawan radio berperan sebagai penyaring sekaligus penjernih informasi di tengah kebisingan media sosial.
“Publik butuh suara yang terpercaya, dan itu hanya bisa datang dari jurnalis yang kompeten dan berintegritas,” tegasnya.
“Radio punya jati diri sebagai media yang humanis, dekat dengan masyarakat, dan tetap menjadi sumber informasi yang menenangkan, mendinginkan di tengah riuhnya dunia digital.”
Dengan semangat dan komitmen tersebut, RRI se Kalimantan Barat diharapkan terus menjadi barometer profesionalisme jurnalistik radio, menghadirkan informasi yang tidak hanya cepat, tapi juga berisi dan berpihak pada kepentingan publik, pungkasnya.