Angkatan Kerja Indonesia Dihadapkan Pada Tingkat Persaingan Yang Ketat
Reporter: M. Yahya Patta

Spektroom - Kondisi terkini tenaga kerja dari sekitar 145 juta angkatan kerja nasional, 85 persen lulusan Sekolah Dasar SD, SMP dan SLTA, sementara selebihnya antara 13 sampai 15 persen lulusan perguruan tinggi.
Di depan Civitas Academica Universitas Muslim Indonesia UMI Makassar di kampus Urip Sumaharjo Makassar, Sabtu 26 Juli 2025 dalam acara Kuliah Umum dengan tema “Kompetensi, Kesiapan dan Daya Saing Pada Bursa Kerja Nasional dan Global, Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli mengatakan, angka angkatan kerja ini menunjukkan bahwa transformasi struktural di dunia kerja tidaklah mudah, apalagi banyak tenaga kerja yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai tuntutan kompetensi baru sehingga tambahan keahlian sangat penting.
Prof. Yassierli juga menyoroti dominasi sektor informal yang mencapai angka 60 persen dari total angkatan kerja "Mereka adalah freelance, pekerja lepas, hingga wirausaha. Ini tantangan tersendiri karena sistem kerja lebih rentan" jelasnya. Masalah lain yang disampaikan Menteri Ketenagakerjaan RI, yaitu rendahnya index keterampilan digital tenaga kerja Indonesia dibanding negara lain "Sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang bisa masuk ke industri produktif, padahal dunia kerja sudah menghadapi tantangan Artificial Intelligence (AI), otomatisasi hingga globalisasi" ujarnya.
Menghadapi tantangan tersebut Kemenaker terus berupaya melakukan transformasi terhadap balai latihan kerja BLK sehingga lebih relevan dan responsif terhadap perkembangan industri. Pemerintah juga fokus membuka lapangan kerja, berbagai program strategis nasional saya tekankan ujar Menaker. Transformasi ketenagakerjaan berbasis ilmu, iman dan motivasi harus didorong bersama perguruan tinggi seperti UMI Makassar, yang punya peran strategis.

Sementara itu Rektor UMI Makassar Prof. Dr. H. Hambali Thalib melaporkan, UMI Makassar sebagai kampus Islam tertua di kawasan timur Indonesia, berdiri sejak tahun 1954, memiliki 120 ribu alumni, kini aktif di berbagai sektor. UMI Makassar juga memiliki Rumah Sakit Pendidikan Ibnu Sina, rumah sakit pertama di Indonesia timur yang ditunjuk sebagai pusat pemeriksaan kesehatan pekerja migran.